Home

TRANSMISI HADITS DI ERA DIGITAL DAN GLOBALISASI

Himpunan mahasiswa program studi Ilmu Hadits, Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Humaniora (Fuadah), IAIN Salatiga.Telah berhasil menyelenggarakan agenda seminar nasional yang diadakan pada hari  kamis tanggal 24 Oktober 2019, kegiatan tersebut dilaksanakan di aula kampus 2 (dua) IAIN Salatiga. Dalam seminar nasional  itu mempunyai dua tema berbeda, akan tetapi tidak jauh perbedaannya, sehingga dalam kegiatan tersebut menghadirkan dua narasumber yang mempunyai basik dalam pengerahuan  hadits, narasumber yang pertama yaitu Dr. A. Hasan Asy’ari Ulama’i, M.Ag yang menjelaska tema “Transmisi hadits di era digital dan implikasinya dalam studi hadits”. Narasumber yang kedua dihadiri oleh Dr. Rikza Muqtada, S,Th,I, M.Hum yang menjelaskan pemaparannya mengenai tema ”Transmisi Hadits Di Era Globalisasi Teknologi Informasi”.

Pada Seminar nasional yang diadakan oleh HMPS Ilmu hadits tersebut diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi fakultas ushuluddin, adab dan humaniora  dan beberapa dosen jurusan ataupun dosen fakulktas fuadah dalam kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh perwakilan dari dekanat dengan harapan adanya acara tersebut,mahasiwa mampu meneysuaikan pengetahuan, wawasan  dengan kondisi zaman sekarang ini. Fitri Mawatul Mukaromah (Ketua HMPS ILHA) menuturkan dalam sambutannya,”Tujuan dengan adanya seminar nasional ini, kita mampus memaksimalkan dan mampu mengembangkan hirroh kajian hadis juga selain itu para peserta agar bisa memanfaatkan beberapa litatur kajian hadits yang berbentuk digital tanpa melupakan kajian pada zaman klasik”.

Ahmad Darojat Jumadil Kubro, salah satu mahasiswa Ilmu Hadits angkatan 2016 yang menjadi moderator pada jalannya kegiatan tersebut menemani kedua materi dari awal sampai selesainya kegiatan. Pada pemateri yang pertama diawali oleh Dr. A. Hasan Asy’ari Ulama’i, M.Ag yang memaparkan “Bahwa pada era globalisasi ini kita bisa membedakan bagaimana kondisi antara zaman sebelum globalisasi dimulai dengan globalisasi yang penuh dengan teknologi seperti zaman sekarang ini, lebih khusus dalam kajian hadits ini kita bisa lihat ketika para ahli hadits zaman dahulu ketika mentransfer ilmunya dengan cara menghafal dan berkumpul dalam satu majlis, berbeda dengan zaman sekarang, seorang bisa mengakses berbagai aplikasi hadits yang bisa membantu orang ketika hendak mengkaji hadits”. Tidak jauh berbeda dengan pemaparan pemateri yang pertama, pada pemateri yang kedua yang disampaikan oleh  Dr. Rikza Muqtada, S,Th,I, M.Hum menjelaskan bahwa segala sesuatu pada zaman sekarang proses transmisi hadits tidak diperhatikan secara sanad gurunya (praktis) seorang bisa mengetahui hadits bisa langsung akses dengan cara mencari di google tanpa mengetahui kualitas sanad dan matannya, berbeda dengan zaman para sahabat dan penerus lainnya, mereka mengkaji benar – benar hadits – hadits yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW dan menulusuri sumber nya apakah benar atau terjadi kekeliruan.

Prodi Ilmu Al-Quran Tafsir IAIN Salatiga Undang K.H Arwani Al-Hafidz, Adakan Pelatihan Tahsin dan Tahfidz Yanbu’a

Salatiga, 2 November 2018. Sebanyak …. peserta ikuti Pelatihan Tahsin dan Tahfidz Yanbu’a yang diselenggarakan oleh  Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri Salaga. Kegiatan pelatihan ini, diselenggarakan di Masjid Ath-Thayyar Kampus II IAIN Salatiga yang dimulai pukul 07.00 WIB dan selesai pada pukul 16.00 WIB.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an, yakni K.H Ulil Albab Arwani Al-Hafidz. Selain itu, Bapak Pramusinta selaku perwakilan pemerintah Kota Salatiga turut hadir dan membuka acara tersebut. Kemudian dari pihak civitas akademika, dihadiri langsung oleh Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Bapak K.H Sidqon Maesur, Lc. MA., Wakil Dekan 3 Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Bapak Drs. Abdul Syukur, M.S.i. serta segenap Kepala Jurusan, dosen, dan karyawan Fakultas FUADAH. Pelatihan ini dihadiri oleh 209 mahasiswa IAIN Saltiga. Selain mahasiswa, peserta pelatihan tahsin dan tahfidz ini dihadiri oleh Para Asatid dan Guru Ngaji TPQ yang tersebar diwilayah kota salatiga, kabupaten semarang dan sekitarnya yang berjumlah …..

Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. selaku Kepala Jurusan Ilmu Al-Quran Tafsir mengharapkan kepada para peserta bahwasannya, usai pelatihan para peserta mampu memiliki kompetensi dan menularkan ilmunya ketika berkhidmah di masyarakat, “Kegiatan ini diharapkan untuk bisa membekali para mahasiswa dan guru-guru TPQ dilingkungan Salatiga, Kabupaten Semarang dan sekitarnya agar mereka memiliki kompetensi yang pas yang baik, dibidang tahsin dan tahfidz Al-Qur’an dengan sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW (Ittishalus Sanad). Dan juga ini diharapkan kepada para mahasisawa, terutama prodi Ilmu Al-Quran Tafsir dan lainnya, mempunyai semacam syahadah atau sertifikat agar dia juga siap mengajarkan Al-Qur’an di masyarakat” terang Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. Lanjutnya, “Harapannya bahwa mahasiswa bisa mengambil manfaat dengan baik,  bisa menerapkan ilmu yang mereka dapatkan. Nanti ketika mereka berkhidmah di masyarakat, bekal ini diharapkan bisa ditularkan kepada para murid di sekitarnya seperti itu”.

Memang salah satu yang menjadi  keistimewaan dalam pelatihan ini adalah kehadiran K.H Ulil Albab Arwani Al-Hafidz, yang mana beliau adalah salah satu yang keilmuan Al-Qur’annya diakui. Selain itu pelatihan ini diharapkan memberikan motivasi kepada mahasiswa dan guru tpq di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang dan sekitarnya untuk terus semangat mengkaji lebih dalam mengenai studi Al-Qur’an, Tahsin, dan Tahfidz.

Dalam kesempatan ini Wakil Rektor 3 menyatakan mendukung penuh mahasiswa yang belajar dan menghafalkan Al-Qur’an. “Insya Allah IAIN Salatiga akan terus memberikan perhatiannya terhadap studi Al-Qur’an dan kepada mahasiswa-mahasiswi yang menghafalkan Al-Qur’an baik satu jus dua jus sampai hafal Al-Qur’an tsalasiina juz’ah”. Terang Pak Wakil Rektor 3 yang akrab disapa Pak Sidqon. Hal ini menunjukkan baik lembaga maupun fakultas serius memberikan perhatian penuh kepada para penghafal dan studi tentang Al-Qur’an.

Wali Kota yang dalam sambutannya diwakili oleh Bapak Pramusinta, mengungkapkan bahwa “Metode Yanbu’a tidak sekedar metode belajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga menjadi motivasi bagi peserta untuk terus belajar membaca Al-Qur’an dengan lebih fasih dan menumbuhkan semangat menghafal. Pelatihannya juga lebih menarik karena ada berbagai contoh bacaan qiro’ah sab’ah”.(Iqbal/Red)

SEMARAK GEBYAR BUDAYA FUADAH IAIN SALATIGA 2019

SALATIGA- Rangkaian Gebyar Budaya Fuadah 2019 oleh sejumlah organisasi Mahasiswa (ORMAWA) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora (FUADAH) IAIN Salatiga, Rabu – Jum’at 30 Oktober – 1 November 2019.

Mengangkat tema “Witing Tresno Jalaran Seko Budoyo” dengan maksud cinta pada budaya akan timbuh karena terbiasa.  Ungkapan dari salah satu panitia yang mengusung tema tersebut.

Rangkaian gebyar budaya yang sangat unik pada tahu ini diawali oleh Bazar yang diikuti oleh UKM daerah salatiga serta Lomba Band yang diikuti oleh SMA Sederajat se-Salatiga. “Kajuaraan Lomba Band yang dipersembahkan pada hari kedua, dimenangkan oleh grup band dari MAN 1 Salatiga sebagai juara 1 dengan nama band Kyai Tapel, SMA N 2 Salatiga dengan nama band Detour,sebagai juara 2, dan BAKURA Band sebagai Juara 3.”

Dilanjut hari keduanya Panggung dari Mahasiswa FUADAH dengan tujuan memberikan kesempatan  kepada para mahasiswa untuk menunjukan skill nya didepan khalayak banyak. Dan FUADAH Bersholawat yang menjadi acara Puncak.

Fuadah Bersholawat mengangkat tema “Sambung rasa, Islam dan budaya untuk Indonesia”, panitia  memiliki harapan dan tujuan penyelenggaraan acara. “karena duduk satu majelis dengan latar belakang yang berbeda, sama-sama berkhidmah dalam bersholawat sebagai bukti cinta kepada Rasul dan mengharap Syafaat untuk Indonesia.” Tegas Azka Awaly, selaku ketua Panitia. “Kita Harus menjadi penerus bangsa yang menyebarkan Islam dengan Rohmatan Lil’alamin tanpa merusak budaya untuk Indonesis damai,” Tambahnya.

Begitu halnya ketua DEMA FUADAH, Makmun Baehaki berharap acara ini menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa IAIN Salatiga dan masyarakat sekitar pada umumnya.

Dekan FUADAH, Dr. Benny Ridwan, M.Hum., megutarakan harapan dalam sambutannya. “Acara ini semoga mengantarkan kita pada puncak spiritualitas, lebih dekat kepada Allah dan Rasul, lapang Pikiran dan luas wawasan untuk mnjadi insan yag berbudi pekerti.”

FUADAH bersholawat menjadi puncak acara Gebyar Budaya Fuadah setelah menggelar beberapa acara dihari Rabu dan Kamis yang bertempat di Kampus II IAIN Salatiga Bersama Al-Habib Farid bin Al-Munawar yang di iringi Grup Hadroh all Muqqorobin, mengundang antusias mahasiswa dan masyarakat sekitar.

(Fitmaw)

Mahasiswa SPI Sumbang Gagasan dalam Muktamar Pemikiran Santri Nusantara

 

Salatiga – 3 Oktober 2019–Firdan Fadlan Siddik, mahasiswa Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushulusddin Adab dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri Salatiga, turut menyumbang gagasan dalam acara Muktamar Pemikiran Santri Nusantara 2019, yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah Jakarta pada tanggal 28-30 September 2019. Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama Republik Indonesia.

Setelah sukses menggelar Muktamar Pemikiran Santri yang pertama di pesantren Al-Munawir Krapyak, Kementerian agama memilih Pesantren Ash-Shiddiqiyah Jakarta sebagai lokasi Muktamar Pemikiran Santri yang kedua. Muktamar kali ini mengangkat tema “Santri Mendunia: Tradisi, Eksistensi dan Perdamaian Dunia.

Dari 500 paper makalah yang masuk, hanya 125 paper makalah yang diundang untuk dipresentasikan dalam acara Muktamar Pemikiran Santri Nusantara. Judul ” Heroisme Santri dan Ulama: Fakta Sejarah Perjuangan Santri dan Ulama Pra Deislamisasi Historiografi Indonesia, berhasil mengantarkan Fadlan untuk berkesempatan memberikan kontribusi gagasan pemikiran untuk dipresentasikan, setelah dinyatakan lolos paper.

“Saya mendapatkan banyak wawasan dari para pakar santri intelek dalam seminar di Muktamar Pemikiran Santri mengenai peran santri di dunia global. Dalam  kegiatan Muktamar ini terdapat malam kebudayaan pesantren. Menteri Agama beserta komedian dan budayawan turut serta memeriahkan acara ini,  di antaranya adalah Gus Chandra Malik, Inayah Wahid, komedian Boby, dan sosiawan leak”, terang  Fadlan.

Ini adalah kali kedua Fadlan lolos seleksi paper, presentasi dan ikut serta memeriahkan acara Muktamar Pemikiran Santri Nusantara. Ia mengaku tak dapat terpisahkan dengan dunia tulis-menulis, karena sudah menjadi kebiasaan bahkan hobi. Dengan demikian tak heran jika sering menyabet juara dan mengikuti event kepenulisan tingkat nasional dengan karya tulisnya.  Writing with traveling menjadi satu paket dalam mengisi kesehariannya.*(Iqbal/red)*

Tim JM-FU: Siap Membranding Fuadah di Era Milenial

SALATIGA, 27 September 2019. – Pelantikan Tim Reporter dan Pengelola Website Fakultas Usuhulu8ddin, Adab dan Humaniora (Fuadah) IAIN Salatiga, atau yang lebih populer disebut dengan Tim Jurnalis Muda Fuadah (JM-FU), melibatkan 14 mahasiswa dari 5 prodi yang ada di Fuadah. Guna memajukan branding Fuadah di era milenial, pada Jum’at (27/09/2019) siang, M. Ghufron, M.Ag., selaku Wakil Dekan II, melantik tim jurnalis di ruang rapat dosen akademik Fuadah IAIN Salatiga.

Para pengurus yang dilantik pada acara ini adalah sebagai berikut:

Miranda Yulia Alfiani dan Muhammad Iqbal, sebagai tim reporter fakultas.

Firdan Fadlan Sidik dan Septiana Nurfadilah, sebagai tim reporter prodi SPI.

Syarifah Dwi Maulida dan Muhammad Ghifari Al-Farisi, sebagai tim reporter prodi IAT.

Arief Hidayatullah dan Annisa Nurul Azizah, sebagai tim reporter prodi AFI.

Trimowati dan Risma Ariesta, sebagai tim reporter prodi BSA.

Mulyadi dan Fitri Mawatul, sebagai tim reporter prodi IH.

Muhammad Affan dan M. Rosyid Anwari, sebagai tim teknologi dan informasi.

 

Dalam sambutannya M. Ghufron sangat mengapresiasi dibentuknya Tim JM-FU untuk  meningkatkan budaya literasi yang kini mulai meredup. “Menulis adalah melukis, makanya harus diasah terus. Begitu juga dengan teman-teman jurnalis muda FUADAH ini. Milikilah karakter, kompetensi, serta literasi yang bagus sebagai amunisi menjadi seorang jurnalis yang cerdas,” jelas M Ghufron dalam sambutannya.

Selain memberikan sambutan, M. Ghufron juga turut memberikan SK dan kartu jurnalis secara simbolis kepada para mahasiswa mewakili Dr. Benny Ridwan, M.Hum selaku Dekan Fuadah. Hadir pula Dr. Supardi, S.Ag, M.A selaku Wakil Dekan I dan turut memberikan suport dan motivasi kepada Tim JM-FU yang telah dilantik.

Tak hanya itu, Ahmad Faidi, M.Hum selaku dosen sekaligus inisiator dan pembina JM-FU juga memberikan wejangan kepada 14 mahasiswa yang dilantik untuk giat berproses agar menjadi tim jurnalis muda profesional.

“Saya berpesan untuk teman-teman jurnalis, agar memiliki karakter kinerja yang mau dan mampu untuk bekerja keras, bekerja tuntas, dan ulet,” ungkap Ahmad Faidi selaku pembina jurnalis muda Fuadah. Harapannya, dengan dibentuknya jurnalis muda Fuadah ini, budaya literasi dari mahasiswa Fuadah pada umumnya akan kian meningkat dan mempertajam kekritisan mahasiswa terhadap suatu peristiwa. Kegiatan tersebut ditutup dengan sesi foto bersama yang melibatkan Wakil Dekan I dan II, pembina tim jurnalis FUADAH, serta 14 mahasiswa yang menjadi tim reporter jurnalis muda Fuadah. (Risma Ariesta/BSA)