Home

KKL Prodi SPI: Ajang Pengenalan Sumber Primer

Salatiga, 20 Juni 2019—Program Studi SPI (Sejarah Peradaban Islam) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora telah melaksanakan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) yang di Ikuti oleh mahasiswa SPI angkatan 2016 yang didampingi oleh Dosen  Pembimbing Lapangan (DPL).

Tidak jauh beda dari tahun-tahun sebelumnya, kegiatan KKL yang dilaksanakan pada 17 -20 Juni 2019 juga menjadikan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Perpustakaan Nasional sebagai tujuan utama.

Menurut Adif fahrizal Arifyadisaputra, selaku dosen sekaligus pembimbing KKL SPI, kegiatan ini merupakan agenda kurikulum akademik yang bertujuan untuk mengenalkan pada mahasiswa SPI  tentang tersedianya sumber primer sejarah yang terdapat di ANRI dan Perpusnas.

“Hari pertama kegiatan KKL adalah dengan mengunjungi ANRI dan Perpusnas, di sana kita diberi pembekalan mengenai sumber-sumber primer untuk menuliskan sejarah yang baik, dan pembuatan kartu anggota perpustakaan,” Wella menceritakan runtutan kegiatan. “Lokasi tambahan untuk kegiatan KKL tahun ini adalah  ke Museum Konferensi Asia Afrika dan Trans Studio Bandung sebagai ajang rekreasi”, ujar Wella salah satu mahasiswa angkatan 2016.

Sejauh ini pemilihan lokasi utama untuk kegiatan KKL menjadi otoritas pengelola program studi. Namun, juga tidak menutup kemungkinan bahwa program studi akan menampung aspirasi dari para mahasiswa untuk mendiskusikan mengenai hal itu. “Lokasi KKL itu sebenarnya tergantung kebutuhan dan kesanggupan kalian, ingin tempat dan fasilitas yang lebih baik maka kalian jangan lupakan urusan finansial juga,” ungkap Wakil Rektor 3. (Septiana/SPI)

Makrab BSA : Momen Silaturrahim dan Teguhkan Ukhuwah

Salatiga, 8 September 2019-Malam  keakraban (Makrab) program studi Bahasa dan Sastra Arab adalah salah satu kegiatan yang diadakan oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora yang bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga. Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin silaturahim antar mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab terutama mahasiswa baru agar lebih meningkatkan keakraban dan ukhuwah kebersamaan antar mereka.

Makrab Prodi BSA ini digelar  30 Agustus – 1 September 2019 yang bertempat di lapangan kampus 2 IAIN Salatiga. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Dema, HMPS, mahasiswa baru, organisasi luar kampus seperti Ikatan Mahasiswa Studi Asab Se Indonesia (IMASASI) dan Ittahadu Tholabal Lughoti Arobiyah (Ithla) DIY/Jateng serta beberapa dosen IAIN Salatiga.

Kegiatan ini dimulai dengan acara pembukaan Porseni pada tanggal 30 Agustus 2019 pukul 17.00 WIB. Dr. Benny Ridwan, M. Hum, selaku Dekan Fuadah, beserta jajaran wadek dan dosen-dosen di lingkungan Fuadah turut serta menghadiri acara pembukaan yang dilaksanakan di aula kampus 2 tersebut.

Pada malam harinya, kegiatan Makrab Prodi BSA dimulai dengan acara sosialisasi HMPS. Rina Susanti, M.A., salah satu dosen BSA, turut serta meramaikan acara dengan untaian-untaian motivasi. IMASASI dan Ithla’, sebagai komunitas eksternal mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab se-Indonesia, juga diperkenalkan dalam forum tersebut. Kegiatan yang berlangsung cukup meriah ini dengan acara hiburan oleh para mahasiswa baru Prodi BSA. Kegiatan ini berakhir pukul 22.00 WIB dan semua peserta dipersilahkan untuk menuju ruang istirahatnya masing-masing.

Pagi harinya, pada tanggal 31 Agustus 2019, kegiatan dimulai dengan shalat subuh berjamaah  dan senam bersama. Selesai sarapan, sekitar pukul 08.00 WIB, para peserta Makrab Prodi BSA diarahkan untuk mengikuti acara Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) yang diselenggarakan oleh DEMA Fuadah. Serangkaian kegaiatan Porseni yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa baru Fuadah di antaranya adalah MTQ, MHQ, Kaligrafi, Khitobah Bahasa Arab dan Inggris, Pop Islami, dan lain sebagainya. Sedangkan peserta Porseni yang tidak berpartisipasi dalam perlombaan tersebut ditugaskan untuk menciptakan puisi dan dikumpulkan kepada panitia sebagai tugas pengganti.

Ajang perlomban ini hanya berlangsung hingga sore hari. Pada malam harinya,  tepatnya malam minggu tanggal 31 Agustus, kegiatan dilanjut dengan pentas seni dari peserta dan panitia. Pentas seni ini bersifat terbuka, siapa saja boleh menampilkan bakatnya, mulai dari menyanyi, berpuisi, atau pun menari. Gelak-tawa dari seluruh peserta mengesankan antusiasme peserta dalam mengikuti acara ini hingga akhir.

Pagi harinya, tepatnya pada tanggal 1 September 2019, seluruh peserta mengikuti acara senam bersama dan outbound yang berlangsung hingga jam 11.00 WIB. Pada jam 13.00 WIB, acara dilanjut dengan acara pamungkas, yakni penutupan.

Menurut Siti Syaidatul Munyasaroh, salah satu peserta Porseni dan makrab Prodi BSA,  aacara tersebut cukup berkesan di hati peserta. Melalui acara Makrab Prodi dan Porseni tersebut, peserta diajak untuk mengenal lingkungan sekitar, mengenal teman dan mengenal lingkungan kampus. Siti juga menyampaikan bahwa kegiatan tersebut menjadi ajang mengasah kemampuan dan bakat mahasiswa baru.

“Diharapkan, melalui kegiatan ini, semua mahasiswa bahasa Bahasa dan Sastra Arab dapat meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan serta saling menjalin keakraban. Sehingga, kedepannya bisa terjalin keharmonisan dan komunikasi yang baik”, ujar Arifa Annabila Putri selaku panitia kegiatan Makrab Prodi BSA. (Trimo Wati/BSA)

 

Malam Keakraban Mahasiswa Baru Prodi IAT

Salatiga, 6 September 2019—Pada hari  Jum’at-Minggu tanggal 30 Agustus sampai 1 September kemarin, Himpunan Mahahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (Fuadah) IAIN Salatiga menggelar acara Malam Keakraban (Makrab) bagi para mahasiswa baru Prodi IAT. Kegiatan yang di laksanakan  di halaman kampus 2 IAIN Salatiga dikuti oleh kurang lebih 140 mahasiswa baru prodi IAT.

Kegiatan Makrab Prodi ini sebenarnya merupakan bagian dari serangkaian kegiatan Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) yang dimotori oleh SEMA dan DEMA Fuadah. Kegiatan Makrab Prodi IAT sendiri baru dimulai pada jam hari Jum’at 30 Agustus 2019 jam 15.30 WIB. Acara Makrab ini langsung dipandu oleh Saudara Fahmi Fahreza dan Syifaus Syarif, selaku mantan pengurus HMPS IAT periode 2017-2018.

“Meskipun kebanyakan mahasiswa baru IAT itu menganggap telah salah memilih jurusan, tapi yakinlah justru dengan salah pilih jurusan itulah hidup kalian akan menjadi luruis,” ungkap Saudara Fahmi dalam memotivasi seluruh mahasiswa baru Prodi IAT. Sontak para peserta menyambutnya dengan aplous yang meriah.

Acara Makrab kemudian dilanjutkan hingga malam hari. Setelah peserta dikasih waktu ice breaking dan Ishoma, antara jam 17.00-20.00 WIB, acara dilanjutkan dengan panyaringan bakat mahasiswa baru Prodi IAT. Dalam acara tersebut, para mahasiswa baru diuji mentalnya untuk tampil ke panggung dan menunjukkan bakat yang dimilikinya; ada yang bernyanyi, menari, melawak, dan lain sebagainya.

Read more

PPL Prodi BSA, Ajang Aktualisasi Diri Mahasiswa

Salatiga, 05 September 2019Sebanyak 26 mahasiswa Program Studi BSA (Bahasa dan Sastra Arab) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga ikuti PPL (Program Pengalaman Lapangan) selama satu bulan di beberapa lembaga yang sesuai dengan kompetensi mahasiswa BSA di Jawa Tengah dan sekitarnya. Kegiatan ini juga merupakan ajang aktualisasi diri para mahasiswa terhadap materi dari berbagai mata kuliah yang selama ini hanya didapatkan di dalam kelas.

Menurut Rina Susanti selaku dosen sekaligus pembimbing PPL prodi BSA, kegiatan ini merupakan kurikulum akademik yang bertujuan untuk menyeimbangkan teori yang telah didapatkan dengan praktik dalam sebuah kompetensi. Jadi, mahasiswa yang terlibat aktif dalam kegiatan ini ialah para mahasiswa semester tujuh atau

setidaknya mahasiswa yang sudah memperoleh sekitar 75% mata kuliah pada program studi yang diambil.

Kegiatan PPL BSA sendiri berlangsung sejak tanggal 9 Juli 2019 lalu. Idealnya, PPL memang berlangsung selama satu bulan. Namun, dalam praktiknya dikembalikan lagi kepada lembaga yang menjadi tempat dari PPL. Jadi, durasi satu bulan tersebut bisa kurang atau bahkan lebih. Tapi dalam periode kali ini, penarikan keseluruhan mahasiswa yang terlibat dalam PPL BSA selesai pada tanggal 29 Agustus 2019.

Adapun untuk tempat yang digunakan untuk PPL biasanya menyesuaikan dari kompetensi maupun minat bakat yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa itu sendiri. Misalnya ada yang menyukai dunia penulisan, maka diarahkan untuk ke tempat penerbitan. Adapula yang lebih ingin mengembangkan bakatnya di dunia pengajaran, maka ditempatkanlah di pondok pesantren. Atau mungkin ada yang ingin mengetahui tentang seluk beluk Biro Haji, maka juga ditempatkan sesuai minat dan bakat yang ingin dikembangkan dari mahasiswa tersebut.

Tapi sejauh ini, masalah tempat memang masih dikelola oleh prodi. Namun juga tidak menutup kemungkinan bahwa prodi juga menampung aspirasi dari para mahasiswa yang berperan aktif dalam PPL untuk ikut andil dalam pemilihan tempat atau lembaga PPL itu sendiri. Karena idealnya, mahasiswalah yang seharusnya mencari sendiri tempat PPLnya tapi juga berdasarkan pertimbangan dan persetujuan dari prodi.

“Tempat PPL itu bisa bervariasi tergantung kompetensi mahasiswa, ingin mengembangkan bakatnya yang mana,” pungkas Rina. (Risma Ariesta/BSA)

SEMINAR NASIONAL: TANTANGAN PENAFSIRAN AL-QUR’AN DI ERA MILENIAL

Salatiga, 04 September 2019—Program Studi Ilmu AL-Qur’an dan Tafsir (IAT), Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUADAH) IAIN Salatiga menggelar seminar Nasional pada hari Rabu (04/09/2019) yang bertema  Tantangan Penafsiran Al-Qur’an di Ere Digital.Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kampus 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam menghadirkan 2 pemateri kelas nasional yakni Dr. Phil. Sahiron Syamsudin (Ketua Asosiasi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir) dan Habib Husain Ja’far al-Hadar (Kreator Konten Keislaman). Farid Hasan, M. Hum., selaku Dosen Muda Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir FUADAH IAIN Salatiga, berperan sebagai moderator.

Seminar ini mendapatkan apresiasi yang tinggi di kalangan mahasiswa IAIN Salatiga, khususnya Program Studi IAT. Sebelum acara di mulai, kurang lebih sekitar jam 7.30 WIB, Ruang Aula sudah terisi penuh oleh 350 peserta seminar. Mereka sangat antusias sekali dalam menghadiri acara tersebut di karenakan kehdiran dua pembicara yang populoer dan kompeten di bidangnya. “Mereka berdua adalah ahlinya-ahli dan pakarnya-pakar” kelakar Farid Hasan pada saat dia memperkenalkan profil kedua pemateri di awal Seminar.

Acara Seminar dimulai dan di buka langsung oleh Bapak Dekan FUADAH, yaitu Dr. Benny Ridwan, M.Hum. Dalam sambutanya, Bapak Dekan menyampaikan bahwa dia sangat bahagia sekali atas kedatangan dua pemateri di kampus IAIN Salatiga. Lebih-lebih, salah satu pemateri di antaranya adalah Habib Husain yang merupakan perwakilan generasi Milenial. Di akhir sambutannya, Bapak Dekan berharap mudah-mudahan dengan kedatangan dua tokoh ini bisa menjadi Inspirasi bagi para mahasiswa IAT khususnya dan mahasiswa IAIN Salatiga pada umumnya.

Sebelum memasuki acara inti, peserta seminar dihibur dengan penampilan gemilang Group Musikalisasi Hadits FUADAH IAIN Salatiga yang sebelumnya berhasil menjuarai Lomba Musikalisasi Hadis pada ajang perlombaan PIONIR Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ketika memasuki acara seminar, para peserta menjadi hening dan begitu khidmad dalam mendengarkan setiap paparan dari dua pemateri seminar. Suasana khidmad tersebut dipecah oleh Aplous meriah dari seluruh peserta seminar pada saat Dr. Sahiron menyinggung persoalan Milk al-Yamin, Disertasi Abdul Aziz yang sempat viral beberapa pekan terakhir ini. Terlepas dari hal itu, Dr. Sahiron menyampaikan bahwa mahasiswa milenial harus memaksimalkan teknologi sebagai media pengembangan kajian Tafsir al-Qur’an dan Hadist, tentu dengan prinsip dasar al-muhadzah ‘ala qadlim al-shalih wal akhdzu bil jadidi al-ashlah.

Sedangkan Habib Husain, sebagai pemuda yang mewakili kaum milenial, dalam pemaparannya menyampaikan tentang masyarakat yang lebih populer dengqan istilah “Ruju’ ila Al-Qur’an wa as-Sunnah.” Padahal, menurutnya justru istilah yang perlu diangkat dan dipopulerkan adalah “Berangkat dari Al-Qur’an dan Hadis” dan bukan “kembali pada Al-Qur’an dan Hadis.” Menurut Habib Husain, upaya tersebut akan mampu melahirkan generasi Qur’ani yang millenialis, bukan jumud.

Kehadiran pemateri yang kompeten serta penjelasan-penjelasan pemateri yang menggugah, membuat acara seminar ini begitu berkesan. Di samping itu, seminar ini juga sangat sesuai dengan kondisi mahasiswa yang hidup di zaman milenialis. “Sudah saatnya, mahasiswa memaksimalkan media teknologi untuk mengisi dan meramaikan ruang-ruang publik dengan kajian-kajian keislaman yang berbasis islam wasathiyah,” penuturan Farid Hasan kepada reporter Fuadah. (Ghifari/IAT)