Salatiga, 18 September 2019 – Program Studi AFI (Aqidah dan Filsafat Islam) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga telah melaksanakan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) yang di ikuti oleh mahasiswa AFI angkatan 2016 serta di dampingi oleh DPL (Dosen Pembimbing Lapangan).
Sangat jauh berbeda dari KKL tahun sebelumnya, yakni KKL Prodi AFI pada tahun ini memilih tempat ke luar pulau Jawa tepatnya ke pulau Bali. Kegiatan yang dilaksanakan pada 2 April- 6 April 2019 yang lalu menjadikan Bali Aga, Hinduisme Majapahit dan Islam Minoritas di Bali sebagai tujuan utama.
“Untuk memahami keislaman Jawa menjadi mustahil tanpa memahami Hindu, sebab Hindu di Jawa telah hilang maka harus ke Bali untuk memahami Hindu. Sebagai representasi yang sama atas Hinduisme Majapahit”. Ujar Panis Dhbi Salam, selaku dosen pembimbing sekaligus ketua pelaksana KKL AFI. Alasan utama yang mengharuskan KKL tahun ini ke Bali yaitu lebih cocok untuk mahasiswa Filsafat, karena destinasinya sangat banyak ketimbang tahun sebelumnya yang hanya ke perpustakaan di Jakarta.
Menurut Yunita salah seorang mahasiswa angkatan 2016 menceritakan tempat-tempat yang dikunjungi yaitu, pertama kampung Gel-Gel, disinilah kampung yang berpenduduk mayoritas Islam terbesar di Bali. Kedua yaitu Puri Semarapura, yaitu Puri terbesar di Bali. Ketiga desa Panglipuran, desa adat terbersih kedua sedunia, dan terakhir ke Bajrasandi. “Alasan tujuan kita memilih ke Bali yaitu, ingin mengetahui filsafat hidupnya orang-orang Bali terkhusus Hindu yang sangat kental sekali akan filsafat hidupnya”. Ujar Yunita.
Sebagai bentuk kemandirian, pemilihan lokasi KKL hingga mencari biro-biro ini ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri tanpa adanya pakasaan dari pengelola Program Studi. Salah satu bonus pemilihan lokasi ke Bali yaitu menginap di hotel yang berdampingan dengan pusat Westernisasi (kehidupan orang Barat), sangat komplit sekaligus menjadikan nilai plus bagi mahasiswa karena selain mengetahui kehidupan masyarakat di Bali mereka juga mengamati kehidupan orang Barat. “Harapan KKL tahun depan, Saya ingin melihat minat mahasiswa. Semoga saja tidak ke Jakarta, karena perjalanannya sulit sehingga sangat sedikit pula tempat yang dikunjungi. Beberapa waktu yang lalu kita berpikir bisa ke Thailand, tentu saja kita perlu kesiapan dana. Jadi mahasiswa tidak hanya kompak mau kemananya tetapi kompak kemampuanya, kami berharap mahasiswa mulai menabung sebanyak-banyaknya”, ungkap Bapak Yedi Efriyadi selaku Kajur AFI. (Arief Hidayatullah/AFI)