SEMINAR NASIONAL: TANTANGAN PENAFSIRAN AL-QUR’AN DI ERA MILENIAL

Salatiga, 04 September 2019—Program Studi Ilmu AL-Qur’an dan Tafsir (IAT), Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUADAH) IAIN Salatiga menggelar seminar Nasional pada hari Rabu (04/09/2019) yang bertema  Tantangan Penafsiran Al-Qur’an di Ere Digital.Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kampus 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam menghadirkan 2 pemateri kelas nasional yakni Dr. Phil. Sahiron Syamsudin (Ketua Asosiasi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir) dan Habib Husain Ja’far al-Hadar (Kreator Konten Keislaman). Farid Hasan, M. Hum., selaku Dosen Muda Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir FUADAH IAIN Salatiga, berperan sebagai moderator.

Seminar ini mendapatkan apresiasi yang tinggi di kalangan mahasiswa IAIN Salatiga, khususnya Program Studi IAT. Sebelum acara di mulai, kurang lebih sekitar jam 7.30 WIB, Ruang Aula sudah terisi penuh oleh 350 peserta seminar. Mereka sangat antusias sekali dalam menghadiri acara tersebut di karenakan kehdiran dua pembicara yang populoer dan kompeten di bidangnya. “Mereka berdua adalah ahlinya-ahli dan pakarnya-pakar” kelakar Farid Hasan pada saat dia memperkenalkan profil kedua pemateri di awal Seminar.

Acara Seminar dimulai dan di buka langsung oleh Bapak Dekan FUADAH, yaitu Dr. Benny Ridwan, M.Hum. Dalam sambutanya, Bapak Dekan menyampaikan bahwa dia sangat bahagia sekali atas kedatangan dua pemateri di kampus IAIN Salatiga. Lebih-lebih, salah satu pemateri di antaranya adalah Habib Husain yang merupakan perwakilan generasi Milenial. Di akhir sambutannya, Bapak Dekan berharap mudah-mudahan dengan kedatangan dua tokoh ini bisa menjadi Inspirasi bagi para mahasiswa IAT khususnya dan mahasiswa IAIN Salatiga pada umumnya.

Sebelum memasuki acara inti, peserta seminar dihibur dengan penampilan gemilang Group Musikalisasi Hadits FUADAH IAIN Salatiga yang sebelumnya berhasil menjuarai Lomba Musikalisasi Hadis pada ajang perlombaan PIONIR Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ketika memasuki acara seminar, para peserta menjadi hening dan begitu khidmad dalam mendengarkan setiap paparan dari dua pemateri seminar. Suasana khidmad tersebut dipecah oleh Aplous meriah dari seluruh peserta seminar pada saat Dr. Sahiron menyinggung persoalan Milk al-Yamin, Disertasi Abdul Aziz yang sempat viral beberapa pekan terakhir ini. Terlepas dari hal itu, Dr. Sahiron menyampaikan bahwa mahasiswa milenial harus memaksimalkan teknologi sebagai media pengembangan kajian Tafsir al-Qur’an dan Hadist, tentu dengan prinsip dasar al-muhadzah ‘ala qadlim al-shalih wal akhdzu bil jadidi al-ashlah.

Sedangkan Habib Husain, sebagai pemuda yang mewakili kaum milenial, dalam pemaparannya menyampaikan tentang masyarakat yang lebih populer dengqan istilah “Ruju’ ila Al-Qur’an wa as-Sunnah.” Padahal, menurutnya justru istilah yang perlu diangkat dan dipopulerkan adalah “Berangkat dari Al-Qur’an dan Hadis” dan bukan “kembali pada Al-Qur’an dan Hadis.” Menurut Habib Husain, upaya tersebut akan mampu melahirkan generasi Qur’ani yang millenialis, bukan jumud.

Kehadiran pemateri yang kompeten serta penjelasan-penjelasan pemateri yang menggugah, membuat acara seminar ini begitu berkesan. Di samping itu, seminar ini juga sangat sesuai dengan kondisi mahasiswa yang hidup di zaman milenialis. “Sudah saatnya, mahasiswa memaksimalkan media teknologi untuk mengisi dan meramaikan ruang-ruang publik dengan kajian-kajian keislaman yang berbasis islam wasathiyah,” penuturan Farid Hasan kepada reporter Fuadah. (Ghifari/IAT)

FUADAH KEMBALI MENGUKIR PRESTASI DI PIONIR IX DI MALANG 2019

SALATIGA-Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga berhasil membawa 3 medali di ajang Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) IX Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tahun 2019 yang diselenggarakan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, tanggal 15-21 Juli 2019. Dari 3 medali tersebut, Fuadah menyumbangkan satu Medali Perak dari kategori Musikalisasi Hadis dan Juara Harapan Satu untuk kategori Seni Bela Diri.

Meski prestasi mahasiswa FUADAH dapat dibilang menurun dari pencapaian-pencapaian PIONIR sebelumnya, tapi FUADAH tetap berhasil mempertahankan predikatnya sebagai Fakultas yang paling rutin menyumbangkan medali PIONIR untuk  IAIN Salatiga. Pada ajang PIONIR sebelumnya, FUADAH berhasil mengukir prestasi cemerlangnya dengan menyumbangkan 3 medali dari total 4 medali yang berhasil dicapai oleh IAIN Salatiga pada tahun 2017 lalu.

“Jika dilihat dari jumlah mahasiswa, memang FUADAH merupakan Fakultas terkecil dibandingkan dengan fakultas-fakultas lainnya. Akan tetapi, kualitas mahasiswa FUADAH  tidak dapat diragukan lagi, Mahasiswa FUADAH selalu menjadi penyumbang medali terbanyak di ajang PIONIR dua tahun terakhir. Saya pribadi dan atas nama Pimpinan Fuadah merasa bangga dan bersyukur telah dianugerahi mahasiswa(i) yang penuh dengan talenta dan prestasi yang menggunung” begitu ungkap Dekan FUADAH, Dr. Benny Ridwan, M.Hum.

selain itu, prestasi yang berhasil diraih oleh mahasiswa(i) Fuadah tersebut juga mendapatkan apresiasi dari Rektor IAIN Salatiga, yakni Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. “Perolehan medali adalah suatu prestasi tersendiri bagi lembaga, kami tetap mengapresiasi semua perjuangan kontingen,” ungkapnya.

Aplikasi Kepegawaian

Cara install

  1. Download file kepegawaian.apk disini.
  2. Buka file yang telah didownload.
  3. Kemudian biasanya akan muncul notifikasi perizinan jika, dan buka setelah (setting), seperti gambar. (jika tidak muncul bisa langsung diinstall).
  4. Kemudian aktifkan “Izinkan dari sumber ini” seperti pada gambar dibawah. Setelah aktif seperti gambar tekan kembali (ikon panah pojok kiri atas atau tompol kembali pada handphone).
  5. Tekan install dan akan langsung menginstall. Seperti pada gambar dibawah.
  6. Setelah selesai bisa tekan Buka untuk langsung membuka, Selesai untuk membukanya nanti.

Link Download Aplikasi:

DOWNLOAD [kepegawaian.apk][3.0MB]

Pentas Seni : Pekan Budaya FUADAH 2018

Rabu, 31 Oktober 2018, Salatiga. Pentas Seni merupakan puncak acara penyelenggaraan Pekan Budaya FUADAH 2018 yang bertema “Lestari Budayaku, Lestari Indonesiaku”. Acara Tahunan ini dikemas dengan epik dan menarik oleh mahasiswa-mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora bertempat di Lapangan Kampus 2 IAIN Salatiga. Mahasiswa dan Dosen ikut berpartisipasi dalam menunjukkan bakat menari, menyanyi, puisi, bermusik, dan lain sebagainya. Langensuko Band dan Carehal Angklung Malioboro menjadi bintang tamu yang membuat antusiasme Mahasiswa semakin membuncah. Tentunya ini menjadi fenomena baru untuk FUADAH dalam acara Pekan Budaya serta sebagai acuan untuk acara di tahun-tahun selanjutnya.

SEMINAR NASIONAL NASKAH ISLAM NUSANTRA ARTI PENTINGNYA BAGI PENULISAN SEJARAH INDONESIA

Senin 07 Mei 2018, Salatiga. Seminar nasinal yang berjudul “Naskah islam nusantra arti pentingnya bagi penulisan sejarah Indonesia” ini berjalan dengan sangat antusias. Acara ini dibuka oleh Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Humaniora. Aula kampus 2 IAIN Salatiga yang digunakan dalam acara ini penuh dengan mahasiswa dan peserta lainnya. Seminar ini merupakan hajatan ilmiah oleh Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI) yang bapak Haryo Aji Nugroho. MA.

Seminar ini diisi oleh 2 pembicara. Bpk nurul yakin pemilik teks / manuskrip dan bpk Prof. Dr. Oman Fathurrahman dari staff ahli kementrian agama, beliau ahli filologi di Indonesia. Pemilik manuskrip menjelaskan tentang asal usul manuskrip yang dibawanya yang melalui proses spiritual yang tinggi. sedangkan Oman Fathurrahman memberikan gambaran secara luas tentang penelitian yang diekuninya selama ini. Penelitian prof oman ini sangat menginspirasi mahasiswa dan peserta lainya. Prof oman juga menjelaskan hubungan manuskrip yang dibawa bapak nurul yakin dengan penelitian yang sudah ada dalam khazanah sejarah dunia yang lebih luas. Tentunya ini memberikan suntikan semangat yang kuat kepada mahasiswa SPI dan lainnya.