Bedah Buku: Obat Mujarab Setelah Medis

                     

Salatiga, 16 September 2019—Pada hari Jumat kemaren, tepatnya tanggal 13 September 2019, Pusat Studi al-Quran dan Hadis (PSQH) Fuadah IAIN Salatiga bekerjasama dengan UPT Perpustakaan IAIN Salatiga mengadakan acara bedah buku “Ayat-Ayat Syifa: Al-Quran Sebagai Terapi Psikologis” karya Ahmad Faidi, M. Hum., salah satu dosen Muda Fuadah IAIN Salatiga. Kegiatan bedah buku ini dilangsungkan  di Aula Perpustakaan Kampus III IAIN Salatiga pad pukul 14.00-16.00 WIB.

Ifonilla Yenianti, S.IPI. yang mewakili kepala UPT. Perpustakaan IAIN Salatiga, membuka acara bedah buku ini dengan sangat antusias. Acara bedah buku kali ini menghadirkan dua pemateri muda, yakni Ahmad Faidi selaku penulis dan Farid Hasan, S.TH.I.,M.Hum selaku dosen muda di Prodi IAT (Ilmu Al-Quran & Tafsir) dan juga direktur PSQH. Farid Hasan, dalam penjelasannya menyempaikan bahwa buku karangan Ahmad Faidi tersebut sangat relevan untuk dijadikan sebagai salah satu referensi dalam kajian Living Qur’an.

Mulannya Acara ini hanya diwajibkan untuk mahasiswa yang berasal dari Fakultas Ushuluddin Adab & Humaniora. Akan tetapi, ketika acara sedang berlangsung, cukup banyak mahasiswa-mahasiswi dari Fakultas lain , seperti FTIK dan Dakwah, yang  antusias dan bergabung dalam forum bedah buku ayat-ayat syifa. Menurut mereka, bukan hanya karena tema buku saja yang membuat mereka tertarik, tetapi para narasumbernya juga sangat mengispirasi.

“Motivasi dalam menulis buku Ayat-Ayat Syifa’ adalah karena keta’juban penulis akan keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalam Al-Quran. Tentu, niat utamanya adalah ingin mempelajari dan mentadabburi Al-Quran itu sendiri. Sedangkan motivasi ketiga dalam diri penulis adalah mengajak para pembaca untuk senantiasa menjadikan Al-Quran sebagai rujukan utama (baca: Syifa’) dalam menjalani persoalan-persoalan kehidupan yang sangat melelahkan, Disamping itu banyak kesan yang menjadi pembelajaran bagi penulis selama perjalanannya dalam membuat buku” ungkap Ahmad Faidi di awal-awal pemaparannya.

Ahmad Faidi memaparkan bahwa pada umumnya ayat-ayat syifa ini lebih cenderung digunakan oleh kalangan pesantren. Cukup banyak dijumpai tentang cerita pengalaman-pengalaman menarik para santri tentang keajaiban al-Qur’an bagi kehidupan mereka. Karena itu, Ahmad Faidi menegaskan bahwa “tradisi pengaplikasian ayat-ayat syifa perlu ditransformasikan kedalam kehidupan masyarakat kota yang cenderung hedonis dan materialis.”

Tak kalah pentingnnya, Ahmad Faidi juga memberikan tanggapan terhadap pertanyaan salah satu peserta yang bertanya “lebih utama manakah antara pengobatan medis dan pengobatan melalui Ayat-Ayat Syifa’? “Semuanya berasal dari muara yang sama, Al-Qur’an adalah Ayat-Ayat Qauliyah-Nya Allah, sedangkan ilmu medis adalah Ayat-Ayat Kauniyah-Nya Allah. Yang salah kaprah, ketika kita beranggapan bahwa dokter dan obatlah yang menentukan sehat dan sakit kita. Padahal hanya Allah lah satu-satunya tempat menggantungkan segala urusan manusia, Dari-Nya berawal dan kepada-Nya pulalah segalannya berakhir” jawab Ahmad Faidi. Sebenarnya, para peserta masih cukup penasaran untuk mengupas habis isi buku Ayat-Ayat Syifa’ tersebut. Akan tetapi, karena waktunya terbatas maka sesi tanya-jawab hanya dibuka untuk 6 penanya saja.

Tepat pada pukul 16.00 WIB, acara bedah buku pun diakhiri dengan pembagian hadiah buku dan sesi foto-foto bersama. Terdapat 10 eksemplar buku Ayat-Ayat Syifa’ yang dibagikan secara gratis kepada para peserta yang hadir. Ahmad Faidi pun berpesan bahwa para peserta yang berminat untuk mendapatkan buku Ayat-Ayat Syifa’ secara gratis, dapat menemuinya langsung di Fuadah. (Miranda/IAT)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *