PPL Prodi BSA, Ajang Aktualisasi Diri Mahasiswa

Salatiga, 05 September 2019Sebanyak 26 mahasiswa Program Studi BSA (Bahasa dan Sastra Arab) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga ikuti PPL (Program Pengalaman Lapangan) selama satu bulan di beberapa lembaga yang sesuai dengan kompetensi mahasiswa BSA di Jawa Tengah dan sekitarnya. Kegiatan ini juga merupakan ajang aktualisasi diri para mahasiswa terhadap materi dari berbagai mata kuliah yang selama ini hanya didapatkan di dalam kelas.

Menurut Rina Susanti selaku dosen sekaligus pembimbing PPL prodi BSA, kegiatan ini merupakan kurikulum akademik yang bertujuan untuk menyeimbangkan teori yang telah didapatkan dengan praktik dalam sebuah kompetensi. Jadi, mahasiswa yang terlibat aktif dalam kegiatan ini ialah para mahasiswa semester tujuh atau

setidaknya mahasiswa yang sudah memperoleh sekitar 75% mata kuliah pada program studi yang diambil.

Kegiatan PPL BSA sendiri berlangsung sejak tanggal 9 Juli 2019 lalu. Idealnya, PPL memang berlangsung selama satu bulan. Namun, dalam praktiknya dikembalikan lagi kepada lembaga yang menjadi tempat dari PPL. Jadi, durasi satu bulan tersebut bisa kurang atau bahkan lebih. Tapi dalam periode kali ini, penarikan keseluruhan mahasiswa yang terlibat dalam PPL BSA selesai pada tanggal 29 Agustus 2019.

Adapun untuk tempat yang digunakan untuk PPL biasanya menyesuaikan dari kompetensi maupun minat bakat yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa itu sendiri. Misalnya ada yang menyukai dunia penulisan, maka diarahkan untuk ke tempat penerbitan. Adapula yang lebih ingin mengembangkan bakatnya di dunia pengajaran, maka ditempatkanlah di pondok pesantren. Atau mungkin ada yang ingin mengetahui tentang seluk beluk Biro Haji, maka juga ditempatkan sesuai minat dan bakat yang ingin dikembangkan dari mahasiswa tersebut.

Tapi sejauh ini, masalah tempat memang masih dikelola oleh prodi. Namun juga tidak menutup kemungkinan bahwa prodi juga menampung aspirasi dari para mahasiswa yang berperan aktif dalam PPL untuk ikut andil dalam pemilihan tempat atau lembaga PPL itu sendiri. Karena idealnya, mahasiswalah yang seharusnya mencari sendiri tempat PPLnya tapi juga berdasarkan pertimbangan dan persetujuan dari prodi.

“Tempat PPL itu bisa bervariasi tergantung kompetensi mahasiswa, ingin mengembangkan bakatnya yang mana,” pungkas Rina. (Risma Ariesta/BSA)

SEMINAR NASIONAL: TANTANGAN PENAFSIRAN AL-QUR’AN DI ERA MILENIAL

Salatiga, 04 September 2019—Program Studi Ilmu AL-Qur’an dan Tafsir (IAT), Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUADAH) IAIN Salatiga menggelar seminar Nasional pada hari Rabu (04/09/2019) yang bertema  Tantangan Penafsiran Al-Qur’an di Ere Digital.Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kampus 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam menghadirkan 2 pemateri kelas nasional yakni Dr. Phil. Sahiron Syamsudin (Ketua Asosiasi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir) dan Habib Husain Ja’far al-Hadar (Kreator Konten Keislaman). Farid Hasan, M. Hum., selaku Dosen Muda Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir FUADAH IAIN Salatiga, berperan sebagai moderator.

Seminar ini mendapatkan apresiasi yang tinggi di kalangan mahasiswa IAIN Salatiga, khususnya Program Studi IAT. Sebelum acara di mulai, kurang lebih sekitar jam 7.30 WIB, Ruang Aula sudah terisi penuh oleh 350 peserta seminar. Mereka sangat antusias sekali dalam menghadiri acara tersebut di karenakan kehdiran dua pembicara yang populoer dan kompeten di bidangnya. “Mereka berdua adalah ahlinya-ahli dan pakarnya-pakar” kelakar Farid Hasan pada saat dia memperkenalkan profil kedua pemateri di awal Seminar.

Acara Seminar dimulai dan di buka langsung oleh Bapak Dekan FUADAH, yaitu Dr. Benny Ridwan, M.Hum. Dalam sambutanya, Bapak Dekan menyampaikan bahwa dia sangat bahagia sekali atas kedatangan dua pemateri di kampus IAIN Salatiga. Lebih-lebih, salah satu pemateri di antaranya adalah Habib Husain yang merupakan perwakilan generasi Milenial. Di akhir sambutannya, Bapak Dekan berharap mudah-mudahan dengan kedatangan dua tokoh ini bisa menjadi Inspirasi bagi para mahasiswa IAT khususnya dan mahasiswa IAIN Salatiga pada umumnya.

Sebelum memasuki acara inti, peserta seminar dihibur dengan penampilan gemilang Group Musikalisasi Hadits FUADAH IAIN Salatiga yang sebelumnya berhasil menjuarai Lomba Musikalisasi Hadis pada ajang perlombaan PIONIR Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ketika memasuki acara seminar, para peserta menjadi hening dan begitu khidmad dalam mendengarkan setiap paparan dari dua pemateri seminar. Suasana khidmad tersebut dipecah oleh Aplous meriah dari seluruh peserta seminar pada saat Dr. Sahiron menyinggung persoalan Milk al-Yamin, Disertasi Abdul Aziz yang sempat viral beberapa pekan terakhir ini. Terlepas dari hal itu, Dr. Sahiron menyampaikan bahwa mahasiswa milenial harus memaksimalkan teknologi sebagai media pengembangan kajian Tafsir al-Qur’an dan Hadist, tentu dengan prinsip dasar al-muhadzah ‘ala qadlim al-shalih wal akhdzu bil jadidi al-ashlah.

Sedangkan Habib Husain, sebagai pemuda yang mewakili kaum milenial, dalam pemaparannya menyampaikan tentang masyarakat yang lebih populer dengqan istilah “Ruju’ ila Al-Qur’an wa as-Sunnah.” Padahal, menurutnya justru istilah yang perlu diangkat dan dipopulerkan adalah “Berangkat dari Al-Qur’an dan Hadis” dan bukan “kembali pada Al-Qur’an dan Hadis.” Menurut Habib Husain, upaya tersebut akan mampu melahirkan generasi Qur’ani yang millenialis, bukan jumud.

Kehadiran pemateri yang kompeten serta penjelasan-penjelasan pemateri yang menggugah, membuat acara seminar ini begitu berkesan. Di samping itu, seminar ini juga sangat sesuai dengan kondisi mahasiswa yang hidup di zaman milenialis. “Sudah saatnya, mahasiswa memaksimalkan media teknologi untuk mengisi dan meramaikan ruang-ruang publik dengan kajian-kajian keislaman yang berbasis islam wasathiyah,” penuturan Farid Hasan kepada reporter Fuadah. (Ghifari/IAT)

Proceedings Millati Tahun 2018 : Identitas dan Globalisasi

Identitas kebangsaan, baik dalam aspek politik, ekonomi, budaya, bahkan agama, memang selalu menarik untuk dijadikan sebagai topik kajian dewasa ini. Pasalnya, identitas “Keindonesiaan” sering kali menjadi poros kajian utama dalam berbagai simposium, seminar, dan diskusi-diskusi ilmiah di kalangan masyarakat akademik. Tentunya hal demikian tidak terlepas dari kebutuhan praksis masyarakat Indonesia yang membutuhkan konsep “Keindonesian” sebagai landasan filosofisideologis dalam bernegara, berbangsa, dan beragama. Lebih-lebih sebagai pandangan dan pedoman hidup bangsa Indonesia dalam menghadapi gempuran globalisasi yang semakin mustahil untuk dihindari.

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, menjadikan globalisasi sebagai gelombang besar yang tidak dapat dihindari. Pada satu sisi, globalisasi merupakan gelombang positif yang dapat mendorong masyarakat Indonesia untuk turut serta dan berperan aktif dalam membangun peradaban dunia. Tetapi pada sisi lain, globalisasi dengan berbagai perangkat-perangkatnya telah memaksa masyarakat Indonesia, dan masyarakat dunia pada umumnya, untuk melebur sekaligus melepas berbagai bentuk identitas kebangsaannya.

Dalam konteks inilah masyarakat Indonesia, dan masyarakat dunia pada umumnya, dapat dikatakan sedang mengalami kegamangan. Arus globalisasi seakan telah menyeret suatu bangsa pada gelombang peleburan identitas-identitas personal menjadi komunitas masyarkat global yang tidak lagi tersekat oleh identitas budaya, agama, dan lain sebagainya. Konsekwensi logis yang menimpa masyarakat-bangsa Indonesia akibat gelombang ini adalah semakin tergerusnya identitas Keindonesiaan itu sendiri.

Tentu, hal ini tidak diartikan sebagai akibat dari minimnya landasan filosofisideologis yang dapat dipedomani oleh masyarakat Indonesia. Tetapi, perkembangan globalisasi yang semakin tak terkendali telah melahirkan tantangan-tantangan baru. Oleh karena itu, landasan filosofis-ideologis bangsa indonesia yang telah ada sebelumnya, perlu ditafsir ulang sebagai upaya kontekstualisasi dan adaptasi dengan tantangan global dewasa ini. Dalam konteks inilah maka upaya rethingking, reaktualisasi dan revitalisasi identitas “Keindonesiaan” dapat menjadi alternatif dalam membentengi masyarakat Indonesia dari gempuran globalisasi. Dewasa ini, masyarakat Indonesia sedang membutuhkan sebuah landasan filosofis-ideologis yang dapat dipedomani agar tidak mudah tertipu oleh rayuan globalisasi yang cenderung meninabobokkan. Melalui upaya rethingking, reaktualiasi, dan revitalisasi itulah kita bisa menyelamatkan bangsa kita dari zaman “kemiskinan” identitas.

Oleh karena itu, melalui acara Seminar dan Call for Papers dengan tema “Identitas dan Globalisasi: Menakar Kesadaran Politik, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Muslim Indonesia,” yang diselenggarakan oleh Jurnal Millati: Journal Of Islamic Studies Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga pada tanggal 28 April 2018, dapat menjadi ajang penggalian “konsep” identitas kebangsaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Melalui proceedings ini, dengan berbagai tema artikel yang terkandung di dalamnya, kami berharap dapat menjadi sumber inspirasi bagi dinamika proses rethingking, revitalisasi, dan reaktualisasi identitas Keindonesian itu sendiri.

Salatiga, 20 Mei 2018
Dewan Editor Journal Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities

DAFTAR ISI
Bahasa, Sastra, Sejarah, dan Kebudayaan Islam

1. Relevansi Budaya dan Dakwah dalam Perspektif Al-Qur`An: Mencapai Masyarakat Indonesia yang Madani Dzurrotul Arifah Dan Hamdi Putra Ahmad …………………………………………………………………3

2. Pengaruh Islam dan Kebudayaan Melayu terhadap Kesenian Madihin Masyarakat Banjar

Atqo Akmal ………………………………………………………………………………………………………………………19

3. Fungsi Performatif Upacara Buang Batu sebagai Ekspresi Transisi Siklus Kematian: Pembacaan Surat Al-Ikhlas 3.333 Kali di Desa Abason, Sulawesi Tengah

Puji Astuti, Subkhani Kusuma Dewi …………………………………………………………………………..33

4. Mengulas Kembali Gerakan Ratu Adil di Bali dan Papua

Panis Dhbi Salam ……………………………………………………………………………………………………………55

5. Hubungan Islam dan Budaya Arab pada Masa Nabi Muhammad dan Khulafa Al Rasyidin

Muhammad Yeni Rahman Wahid ………………………………………………………………………………..75

6. Urgensi Pembelajaran Bahasa Inggris dalam Pendidikan Islam di Indonesia

Hendri Pitrio Putra ………………………………………………………………………………………………………..85

7. Islamisasi Bangsa Mongol: Studi Terhadap Kebijakan Politik-Keagamaan Ghazan Khan 1295-1304 M.

Ahmad Faidi …………………………………………………………………………………………………………………….93

8. Masjid Sebagai Pelestari dan Transformasi Kearifan Lokal, Seni, dan Ilmu Pengetahuan (Studi Kasus Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta)

Rusdiyanto …………………………………………………………………………………………………………………….101

9. Suara Kaum Feminis dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender: Tawaran Atas Metodologi Penafsiran dalam Memahami Teks Agama

Misbah Hudri ………………………………………………………………………………………………………………..111

10. Nilai, Peran, Serta Fungsi Shalat dan Masjid dalam Menyikapi Problematika Masyarakat Modern

Taufik Kurahman …………………………………………………………………………………………………………123

11. Rekonstruksi Pemahaman Tasawuf Tradisionalis di Era Modernitas: (Refleksi Terhadap Tokoh Sufi Neo-Modernisme (Gus Dur) dalam Wacana Terciptanya Umat Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin dan Berkemajuan)

Andy Rosyidin ………………………………………………………………………………………………………………141

12. MAPK (Madrasah Aliyah Program Keagamaan) Surakarta sebagai Miniatur Islam Nusantara dan Pelestari Tradisi Pesantren yang Berdaya Saing Global

Firdan Fadlan Sidik ……………………………………………………………………………………………………..157

13. Relasi Hegemoni Kekuasaan terhadap Pewujudan Kultural: Studi Atas Tradisi Hadis Larangan Berbohong di “Kantin Kejujuran”

Robbin Dayyan Yahuda dan M.radya Yudantiasa ………………………………………………….175

14. Sejarah Pendidikan Multikultural sebagai Identitas Nilai-Nilai Islam

Suharsono Dan Ulia Anisatur Rosidah ……………………………………………………………………195

15. The Influence of Social Media for The Development of Da’wah and Indonesian Community Behavior

Avin Wimar Budyastomo …………………………………………………………………………………………..203

16. Kontribusi Imam Sibawaih dalam Sejarah Perkembangan Ilmu Nahwu Bashrah

Andi Holilulloh …………………………………………………………………………………………………………..219

17. Prilaku Makan Masyarakat Muslim Jawa Awal Abad XX

Muhammad Misbahuddin ………………………………………………………………………………………….231

18. Islamic Country Polemics For Indonesia: Analysis of History of The Islamic Islam and Indonesia

Elok Ningtyas, Khoirul Hadi ………………………………………………………………………………………241

 

Ilmu al-Qur’an dan Hadis

1. Hadis-Hadis Mukhtalif tentang Pakaian dan Perhiasan

Muhammad Iqbal …………………………………………………………………………………………………………259

2. Hak Kebebasan Beragama dalam Hadis (Analisis Hadis Perang Ala Hermeneutika Double Movement)

Nurul Ihsannudin ………………………………………………………………………………………………………..269

3. Studi Living Qur’an: Internalisasi Penggunaan Surah Maryam dan Surah Yusuf sebagai Pendidikan Prenatal dalam Tradisi Masyarakat Muslim di Desa Kertosari, Banyuwangi

Nur Indah Fitri dan M. Khoirul Hadi Al-Asy Ari …………………………………………………..287

4. Memahami Hadis Tentang Khatam Al-Nabiyin (Studi Hadis d alam Lingkaran Ahmadiyah)

Moh Muhtador ……………………………………………………………………………………………………………..301

5. Moral Education dalam Kajian Al-Qur’an dan As-Sunnah (Studi Penafsiran Hamka terhadap Ayat-Ayat Moral Pendekatan Tematik Kontekstual)

Ahmad Mushawwir & Wiwin Fauziyah …………………………………………………………………..309

6. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Semboyan Masyarakat Madani (Analisis Q.s. 49:13 dan Q.s. 03:103 dengan Teori Aplikasi Gadamer)

Muhammad Misbahul Munir dan Muhammad Rafi ……………………………………………..329

7. Pendidikan Sosial Berbasis Tauhid dalam Perspektif Al-Qur’an

Muhammad Khoiruddin …………………………………………………………………………………………….347

8. Living Qur’an: Syariatisasi Pulau Santen Berdasarkan Surah An-Nisa’ [4] Ayat 29 dalam Pandangan Masyarakat Banyuwangi Perspektif Al-Qur’an

Putri Maydi Arofatun Anhar, Moh. Abd. Rauf, dan M. Khoirul Hadi Al-Asy Ari …359

9. Tafsir Ilmi: Studi Metode Penafsiran Berbasis Ilmu Pengetahuan pada Tafsir Kemenag

Putri Maydi Arofatun Anhar, Imron Sadewo dan M. Khoirul Hadi Al-Asy Ari …….375

10. Living Al- Qur’an: Penentuan Mahar Menggunakan Surah Ar-Rahman dalam Tinjauan Hukum Islam

Angga Tiara Wardaningtias ………………………………………………………………………………………387

11. Wacana Kesetaraan Gender dalam Al-Qur’an dan Hadis Menurut Husein

Muhammad Andi Rabiatun ………………………………………………………………………………………………………………397 12. Konsep Perlindungan Anak dalam al-Qur’an: Analisis Hermeneutik Asghar Ali Engineer

Alfi Qonita Badi’ati ………………………………………………………………………………………………………415

13. Menjaga Akhlak untuk Mencegah Bencana Alam (Tafsir Ekologi KisahKisah Kaum yang Dihancurkan Allah)

Ayusta Gilang Wanodya ……………………………………………………………………………………………..431

 

Ekonomi, Filsafat, dan Pemikiran Islam

1. Fenomena Kemiskinan dan Runtuhnya Kedaulatan Pangan: Kajian Kritis Program Desa Mandiri Pangan Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang

Mutiullah ……………………………………………………………………………………………………………………….449

2. Ekowisata Religius: Analisis Kemandirian Ekonomi Daerah, dalam Sektor Pembangunan Ekowisata Berbasis Halal Tourism Di Pantai Pulau Santen Banyuwangi

Firdausia Hadi ………………………………………………………………………………………………………………437

3. Konsepsi Pancasila dan Ketuhanan Yang Maha Esa

Dheny Wiratmoko ……………………………………………………………………………………………………….489

4. Membangun Nalar Islam Komprehensif Berbasis pada Kepentingan Kemanusiaan

M. Chairul Huda ……………………………………………………………………………………………………………499

5. Metode Ijtihad Muhammadiyah dan NU dalam Menghadapi Ta’arudh AlAdillah

Nofialdi, Syukri Iska …………………………………………………………………………………………………….509

6. Pemikiran Ekonomi Islam tentang Perdagangan Bebas

Meirison …………………………………………………………………………………………………………………………527

 

7. Pluralisme dalam Perspektif Tokoh Lintas Agama

Sutrisna ………………………………………………………………………………………………………………………….543

 

Untuk Full PDF silahkan klik https://drive.google.com/file/d/1t4K8LX9orAjp9pGlrHnvZrS_lJ1_T1v5/view

FUADAH KEMBALI MENGUKIR PRESTASI DI PIONIR IX DI MALANG 2019

SALATIGA-Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga berhasil membawa 3 medali di ajang Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) IX Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tahun 2019 yang diselenggarakan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, tanggal 15-21 Juli 2019. Dari 3 medali tersebut, Fuadah menyumbangkan satu Medali Perak dari kategori Musikalisasi Hadis dan Juara Harapan Satu untuk kategori Seni Bela Diri.

Meski prestasi mahasiswa FUADAH dapat dibilang menurun dari pencapaian-pencapaian PIONIR sebelumnya, tapi FUADAH tetap berhasil mempertahankan predikatnya sebagai Fakultas yang paling rutin menyumbangkan medali PIONIR untuk  IAIN Salatiga. Pada ajang PIONIR sebelumnya, FUADAH berhasil mengukir prestasi cemerlangnya dengan menyumbangkan 3 medali dari total 4 medali yang berhasil dicapai oleh IAIN Salatiga pada tahun 2017 lalu.

“Jika dilihat dari jumlah mahasiswa, memang FUADAH merupakan Fakultas terkecil dibandingkan dengan fakultas-fakultas lainnya. Akan tetapi, kualitas mahasiswa FUADAH  tidak dapat diragukan lagi, Mahasiswa FUADAH selalu menjadi penyumbang medali terbanyak di ajang PIONIR dua tahun terakhir. Saya pribadi dan atas nama Pimpinan Fuadah merasa bangga dan bersyukur telah dianugerahi mahasiswa(i) yang penuh dengan talenta dan prestasi yang menggunung” begitu ungkap Dekan FUADAH, Dr. Benny Ridwan, M.Hum.

selain itu, prestasi yang berhasil diraih oleh mahasiswa(i) Fuadah tersebut juga mendapatkan apresiasi dari Rektor IAIN Salatiga, yakni Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. “Perolehan medali adalah suatu prestasi tersendiri bagi lembaga, kami tetap mengapresiasi semua perjuangan kontingen,” ungkapnya.

Aplikasi Kepegawaian

Cara install

  1. Download file kepegawaian.apk disini.
  2. Buka file yang telah didownload.
  3. Kemudian biasanya akan muncul notifikasi perizinan jika, dan buka setelah (setting), seperti gambar. (jika tidak muncul bisa langsung diinstall).
  4. Kemudian aktifkan “Izinkan dari sumber ini” seperti pada gambar dibawah. Setelah aktif seperti gambar tekan kembali (ikon panah pojok kiri atas atau tompol kembali pada handphone).
  5. Tekan install dan akan langsung menginstall. Seperti pada gambar dibawah.
  6. Setelah selesai bisa tekan Buka untuk langsung membuka, Selesai untuk membukanya nanti.

Link Download Aplikasi:

DOWNLOAD [kepegawaian.apk][3.0MB]