SEMARAK GEBYAR BUDAYA FUADAH IAIN SALATIGA 2019

SALATIGA- Rangkaian Gebyar Budaya Fuadah 2019 oleh sejumlah organisasi Mahasiswa (ORMAWA) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora (FUADAH) IAIN Salatiga, Rabu – Jum’at 30 Oktober – 1 November 2019.

Mengangkat tema “Witing Tresno Jalaran Seko Budoyo” dengan maksud cinta pada budaya akan timbuh karena terbiasa.  Ungkapan dari salah satu panitia yang mengusung tema tersebut.

Rangkaian gebyar budaya yang sangat unik pada tahu ini diawali oleh Bazar yang diikuti oleh UKM daerah salatiga serta Lomba Band yang diikuti oleh SMA Sederajat se-Salatiga. “Kajuaraan Lomba Band yang dipersembahkan pada hari kedua, dimenangkan oleh grup band dari MAN 1 Salatiga sebagai juara 1 dengan nama band Kyai Tapel, SMA N 2 Salatiga dengan nama band Detour,sebagai juara 2, dan BAKURA Band sebagai Juara 3.”

Dilanjut hari keduanya Panggung dari Mahasiswa FUADAH dengan tujuan memberikan kesempatan  kepada para mahasiswa untuk menunjukan skill nya didepan khalayak banyak. Dan FUADAH Bersholawat yang menjadi acara Puncak.

Fuadah Bersholawat mengangkat tema “Sambung rasa, Islam dan budaya untuk Indonesia”, panitia  memiliki harapan dan tujuan penyelenggaraan acara. “karena duduk satu majelis dengan latar belakang yang berbeda, sama-sama berkhidmah dalam bersholawat sebagai bukti cinta kepada Rasul dan mengharap Syafaat untuk Indonesia.” Tegas Azka Awaly, selaku ketua Panitia. “Kita Harus menjadi penerus bangsa yang menyebarkan Islam dengan Rohmatan Lil’alamin tanpa merusak budaya untuk Indonesis damai,” Tambahnya.

Begitu halnya ketua DEMA FUADAH, Makmun Baehaki berharap acara ini menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa IAIN Salatiga dan masyarakat sekitar pada umumnya.

Dekan FUADAH, Dr. Benny Ridwan, M.Hum., megutarakan harapan dalam sambutannya. “Acara ini semoga mengantarkan kita pada puncak spiritualitas, lebih dekat kepada Allah dan Rasul, lapang Pikiran dan luas wawasan untuk mnjadi insan yag berbudi pekerti.”

FUADAH bersholawat menjadi puncak acara Gebyar Budaya Fuadah setelah menggelar beberapa acara dihari Rabu dan Kamis yang bertempat di Kampus II IAIN Salatiga Bersama Al-Habib Farid bin Al-Munawar yang di iringi Grup Hadroh all Muqqorobin, mengundang antusias mahasiswa dan masyarakat sekitar.

(Fitmaw)

Mahasiswa SPI Sumbang Gagasan dalam Muktamar Pemikiran Santri Nusantara

 

Salatiga – 3 Oktober 2019–Firdan Fadlan Siddik, mahasiswa Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushulusddin Adab dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri Salatiga, turut menyumbang gagasan dalam acara Muktamar Pemikiran Santri Nusantara 2019, yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah Jakarta pada tanggal 28-30 September 2019. Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama Republik Indonesia.

Setelah sukses menggelar Muktamar Pemikiran Santri yang pertama di pesantren Al-Munawir Krapyak, Kementerian agama memilih Pesantren Ash-Shiddiqiyah Jakarta sebagai lokasi Muktamar Pemikiran Santri yang kedua. Muktamar kali ini mengangkat tema “Santri Mendunia: Tradisi, Eksistensi dan Perdamaian Dunia.

Dari 500 paper makalah yang masuk, hanya 125 paper makalah yang diundang untuk dipresentasikan dalam acara Muktamar Pemikiran Santri Nusantara. Judul ” Heroisme Santri dan Ulama: Fakta Sejarah Perjuangan Santri dan Ulama Pra Deislamisasi Historiografi Indonesia, berhasil mengantarkan Fadlan untuk berkesempatan memberikan kontribusi gagasan pemikiran untuk dipresentasikan, setelah dinyatakan lolos paper.

“Saya mendapatkan banyak wawasan dari para pakar santri intelek dalam seminar di Muktamar Pemikiran Santri mengenai peran santri di dunia global. Dalam  kegiatan Muktamar ini terdapat malam kebudayaan pesantren. Menteri Agama beserta komedian dan budayawan turut serta memeriahkan acara ini,  di antaranya adalah Gus Chandra Malik, Inayah Wahid, komedian Boby, dan sosiawan leak”, terang  Fadlan.

Ini adalah kali kedua Fadlan lolos seleksi paper, presentasi dan ikut serta memeriahkan acara Muktamar Pemikiran Santri Nusantara. Ia mengaku tak dapat terpisahkan dengan dunia tulis-menulis, karena sudah menjadi kebiasaan bahkan hobi. Dengan demikian tak heran jika sering menyabet juara dan mengikuti event kepenulisan tingkat nasional dengan karya tulisnya.  Writing with traveling menjadi satu paket dalam mengisi kesehariannya.*(Iqbal/red)*

Tim JM-FU: Siap Membranding Fuadah di Era Milenial

SALATIGA, 27 September 2019. – Pelantikan Tim Reporter dan Pengelola Website Fakultas Usuhulu8ddin, Adab dan Humaniora (Fuadah) IAIN Salatiga, atau yang lebih populer disebut dengan Tim Jurnalis Muda Fuadah (JM-FU), melibatkan 14 mahasiswa dari 5 prodi yang ada di Fuadah. Guna memajukan branding Fuadah di era milenial, pada Jum’at (27/09/2019) siang, M. Ghufron, M.Ag., selaku Wakil Dekan II, melantik tim jurnalis di ruang rapat dosen akademik Fuadah IAIN Salatiga.

Para pengurus yang dilantik pada acara ini adalah sebagai berikut:

Miranda Yulia Alfiani dan Muhammad Iqbal, sebagai tim reporter fakultas.

Firdan Fadlan Sidik dan Septiana Nurfadilah, sebagai tim reporter prodi SPI.

Syarifah Dwi Maulida dan Muhammad Ghifari Al-Farisi, sebagai tim reporter prodi IAT.

Arief Hidayatullah dan Annisa Nurul Azizah, sebagai tim reporter prodi AFI.

Trimowati dan Risma Ariesta, sebagai tim reporter prodi BSA.

Mulyadi dan Fitri Mawatul, sebagai tim reporter prodi IH.

Muhammad Affan dan M. Rosyid Anwari, sebagai tim teknologi dan informasi.

 

Dalam sambutannya M. Ghufron sangat mengapresiasi dibentuknya Tim JM-FU untuk  meningkatkan budaya literasi yang kini mulai meredup. “Menulis adalah melukis, makanya harus diasah terus. Begitu juga dengan teman-teman jurnalis muda FUADAH ini. Milikilah karakter, kompetensi, serta literasi yang bagus sebagai amunisi menjadi seorang jurnalis yang cerdas,” jelas M Ghufron dalam sambutannya.

Selain memberikan sambutan, M. Ghufron juga turut memberikan SK dan kartu jurnalis secara simbolis kepada para mahasiswa mewakili Dr. Benny Ridwan, M.Hum selaku Dekan Fuadah. Hadir pula Dr. Supardi, S.Ag, M.A selaku Wakil Dekan I dan turut memberikan suport dan motivasi kepada Tim JM-FU yang telah dilantik.

Tak hanya itu, Ahmad Faidi, M.Hum selaku dosen sekaligus inisiator dan pembina JM-FU juga memberikan wejangan kepada 14 mahasiswa yang dilantik untuk giat berproses agar menjadi tim jurnalis muda profesional.

“Saya berpesan untuk teman-teman jurnalis, agar memiliki karakter kinerja yang mau dan mampu untuk bekerja keras, bekerja tuntas, dan ulet,” ungkap Ahmad Faidi selaku pembina jurnalis muda Fuadah. Harapannya, dengan dibentuknya jurnalis muda Fuadah ini, budaya literasi dari mahasiswa Fuadah pada umumnya akan kian meningkat dan mempertajam kekritisan mahasiswa terhadap suatu peristiwa. Kegiatan tersebut ditutup dengan sesi foto bersama yang melibatkan Wakil Dekan I dan II, pembina tim jurnalis FUADAH, serta 14 mahasiswa yang menjadi tim reporter jurnalis muda Fuadah. (Risma Ariesta/BSA)

 

 

Mahasiswa Prodi SPI Sabet Juara III Duta IAIN Salatiga

Salatiga, 20 September 2019–Event Pemilihan Duta Mahasiswa IAIN Salatiga menjadi agenta rutinan yang diselenggarakan oleh Paguyuban Duta mahasiswa (PANDAMA) IAIN Salatiga. Sejauh ini sudah berlangsung 3 angkatan pemilihan Duta Mahasiswa IAIN Salatiga yang dimulai pada tahun 2015 dengan M Sabar Prihatin sebagai duta angkatan pertama.

“Menjadi Duta IAIN Salatiga bukanlah hal yang mudah dan bukan untuk dipamerkan atau dibanggakan. Terdapat nilai moral yang diemban, yaitu menjadi perwakilan mahasiswa untuk tampil di depan sebagai promotor, pelopor, dan kontributor”, tutur Muna ketika diwawancarai tim jurnalis FUADAH.

Pada Pemilihan Duta IAIN Salatiga tahun 2019 ini, Muhammad Khoirul Muna, atau yang akbar dipanggil Muna telah memecahkan rekor sebagai Juara 3 Duta IAIN Salatiga dari Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora. Pada dua angkatan sebelumnya, tidak ada satu pun delegasi dari FUADAH yang berlaga di ajang Pemilihan Duta IAIN Salatiga.

“Saya bangga, sekaligus ingin mengajak teman-teman mahasiswa FUADAH yang lainnya untuk menunjukkan eksistensi diri di bidangnya masing-masing, menjadi teladan setidknya untuk dirinya sendiri, umumnya untuk orang lain,” ungkapnya.

Ketika ditanyai mengenai kendala atau kesulitan yang dialami ketika menjalani proses pnjang seleksi Duta IAIN Salatiga, Muna mengungkapkan bahwa bidang penguasaan materi Bahasa Arab dan Inggris menjadi salah satu hal yang membutuhkan perhatian penuh untuk mempersiapkannya. Meski sedikit kesulitan, ia tetap optimis dengan menggali potensi di bidang lainnya seperti penampilan pentas seni. Dengan segenap kemampuannya di bidang Tarik suara dan drama, ia berhasil memadukan drama, puisi, dan dolawat dakam penampilan berdurasi 5 menit. Penampilan solo ini berhasil memukau berbagai kalangan penonton.

Fajar Purwaningsih, atau yang lebih familiar disapa dengan Mbak Fafa merupakan juara Duta IAIN Salatiga tahun 2017 sekaligus menjadi ketua Pnitia dan Paguyuban Duta Mahasiswa (PANDAMA) IAIN Salatiga tahun 2019 menuturkan bahwa Penyelenggaraan Pemilihan Duta IAIN Salatiga ini berada langsung di bawah naungan rektorat. Hal ini dikarenakan fungsi Duta IAIN Salatiga akan sangat dibutuhkan oleh pihak kampus dalam berbagai event besar. (Firdan/SPI)