Home

HMPS BSA GELAR PEMILIHAN DUTA BAHASA 2021

Fuadah- Jumat (29/10/2021) Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bahasa dan Sastra Arab (BSA) berkolaborasi  dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa Arab (PBA) menggelar acara Duta Bahasa 2021 di Aula kampus 1 IAIN Salatiga. Acara dimulai dengan sambutan dari ketua panitia, ketua HMPS BSA dan sambutan dari Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Arab Dr. Agus Ahmad Suaidi, Lc., M.A.

Menghadirkan 2 juri yang profesional dalam bidang bahasa yaitu; Umi Salamah, S.Pd.I., M.S.I. (Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga) dan Yessica Alfawzia, M.Pd. (Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga).

Sebelumnya, para finalis telah mengikuti berbagai seleksi via google meet, dilanjutkan dengan tes tertulis pada tanggal 30 September 2021 dan tes wawancara pada tanggal 3 Oktober 2021. Setelah melewati berbagai tes akhirnya mendapatkan 8 finalis duta bahasa. Finalis duta bahasa ini dibagi menjadi 4 kandidat yang terdiri dari 4 mahasiswa BSA dan 4 mahasiswa PBA. Setelah melewati tes wawancara, para finalis Duta Bahasa mendapatkan pembekalan sebelum acara final. Pembekalan dilakukan selama 3 hari (18-20 Oktober).

Acara Final Duta Bahasa dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada masing-masing kandidat oleh para juri. Setiap kandidat maju ke panggung untuk menjawab pertanyaan dan dilanjutkan dengan penampilan menarik dari para finalis. Sesi yang paling ditunggu adalah pengumuman juara Duta Bahasa 2021, yang dimenangkan  oleh kandidat nomor 4 Iqbal Very Mubarok dan Risnawati dengan perolehan nilai 92 poin.

Dengan terpilih dan dilantiknya Duta Bahasa 2021 ini, diharapkan bisa melaksanakan tugasnya berdasarkan visi misi yang diusung. Lebih dari itu, semoga bisa memberikan dedikasinya terhadap Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora khususnya Prodi BSA.

Studi Hadis di Era Digital?? Why Not?!

FUADAH- Kamis, 21/10/2021. Kemajuan teknologi yang mau tidak mau memaksa kita untuk mengikuti pergerakannya, menjadikan kita harus lebih cermat menggunakannya dalam hal yang bermanfaat, bahkan bisa menjadi peluang bagi generasi muslim sebagai media dakwah, bisnis maupun menyebarkan spirit agama Islam yang rahmatan lil’alamin. Pada kalangan muda, dunia maya atau sosial media menjadi makanan sehari-hari yang disana pula tidak ada filter mana yang positif dan negatif. Sebagai mahasiswa perguruan tinggi Islam, IAIN Salatiga khususnya, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana mahasiswa bisa menjadi agen perubahan dengan tidak larut dalam gemerlapnnya teknologi tanpa tahu cara memanfaatkannya sesuai dengan keilmuan masing-masing.

Kegelisahan ini mengantarkan HMPS Program Studi Ilmu hadis mengadakan serangkaian acara Ilha’s Fair yang diakhiri dengan Webinar yang mengambil tema Tantangan Generasi Muda dalam Menjaga Sunnah Nabi di Era Digital dalam rangka menguatkan pemahaman anak muda bagaimana tetap berada di jalur sunah nabi meski hidup di tengah modernitas saat ini. Ilmu Hadis Fair ini dibuka sejak tanggal 27 September 2021 yang diisi dengan perlombaan diantaranya Musikalisasi Hadis, Essay, dan vlog dakwah hadis. Kegiatan bernuansa milenial ini ditutup pada tanggal 19 Oktober 2021 dengan pemenang lomba Essay Hana Hasanah sebagai juara 1, Hidayah juara 2 dan Alisa juara 3. Sedangkan lomba cabang Dakwah Hadis dimenangkan oleh Anggi Anggaeni sebagai juara 1, Slamet Sodikin juara 2, dan Wasiul Hakim juara 3 dari UIN sunan Kalijaga. Cabang Musikalisasi Hadis secara tim yang dijuarai oleh Fatimatuzzahro dan Muhammad fitriantoro dari IAIN Salatiga. Serangkaian acara ini dilakukan secara online dan ditutup dengan diadakannnya Webinar pada Kamis, 21 Oktober lalu.

Webinar dalam rangka Ilha’s Fair ini mengundang Abdul Fattah Ismail Farras, Lc., Founder of Huda Institute dan Faishol Amin, S.Ag., eks Korwil FKMTHI DIY Jateng sebagai narasumber yang dimoderatori oleh Ahmad Darojat, S.Ag. Sebagai narasumber pertama, Ismail Farras menyatakan bahwa ada beberapa penyimpangan yang terjadi di kalangan anak muda dalam menggunakan sosial media yang jauh dari sunah. Penyimpangan ini disebabkan oleh jauhnya anak muda dari Al-Quran dan Sunah Nabi serta salahnya pergaulan yang mereka miliki. Dalam bermedia sosial kalangan muda ini seringnya tidak bisa mengontrol baik lisan maupun tulisan dalam mengumbar apa yang tidak seharusnya ditayangkan secara publik. Dari masalah-masalah ini tentu solusinya adalah kembali ke al-Quran dan hadis dimana disanalah bagaimana seharusnya berperilaku yang baik. Selain itu, kalangan muda perlu menggunakan waktu luang yang lebih bermanfaat dan didukung dengan komunitas yang sehat sehingga pergaulan pun bisa mendatangkan kemanfaatan.

Faishol Amin sebagai narasumber kedua mengawali materinya dengan menjelaskan sejarah literasi hadis ddan bagaimana ulama hadis mencurahkan tenaga dan waktunya untuk mengkodifikasi hadis nabi sehingga bisa dipelajari hingga sekarang. Sebagai kalangan muda yang akrab dengan teknologi tentu hadis nabi justru bisa semakin tersebar luas dan tidak dianggap kuno dalam mempelajarinya. Beberapa hal yang bisa dilakukan generasi muda adalah dengan memperindah kemasan studi hadis melalui bahasa dan seni, salah satunya seperti yang telah dilaksanakan HMPS Ilmu Hadis dengan Ilha’s Fair. Selain itu strategi penyebaran hadis bisa melalui komunikasi baik dengan media sosial maupun panggung. Langkah yang tidak kalah penting adalah bagaimana membuat sebuah studi hadis viral dengan kerja sama menyebarkannya secara masif.

  “Selamat kepada panitia, acaranya lancar dan pembicaranya pas di bidangnya” ungkap salah satu dosen Ilmu Hadis memberikan ucapan kepada HMPS setelah berakhirnya acara webinar. “Ilha’s fair ini sekaligus sebagai bukti bahwa studi Ilmu Hadis tidak lagi dipandang kuno dan stagnan pada itu-itu saja, tetapi mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis bisa mengemasnya dalam kegiatan yang sangat menarik dan milenial” Ungkap Ketua Prodi Ilmu Hadis, Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag. [Red.]

Tracer Study & Webinar Prodi IAT IAIN Salatiga: Menilik Peluang Alumni Program Studi IAT, Karir, Profesi, Peluang Beasiswa dan Entrepreneurship

FUADAH- Senin, 11/10/2021 Program studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir mengadakan kegiatan tracer study dan webinar yang bertujuan untuk melacak kegiatan para alumni program studi Ilmu Al-Quran dan tafsir di berbagai bidang. Mengusung tema “Menilik Peluang Masa Depan Alumni Program Studi Ilmu AL-Quran dan Tafsir: Karir, Profesi, Peluang Beasiswa dan Enterpreneurship”.  dilaksanakan secara virtual melalui media zoom meeting pada pukul 08.30 WIB sampai 11.30 WIB.

Menghadirkan tiga narasumber sekaligus yaitu Farid Hasan, M. Hum, (Sekretaris Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Salatiga), Mukhammad Saifunnuha, S. Ag, M.A. (Alumni Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Salatiga dan sebagai Awardee PMLD Kemenag 2019) serta David Habibie (Ketua Forum Bisnis dan Investasi BPC HIPMI Wonosobo, Owner CV. Danafa Perkasa Grup).

Acara dibuka oleh Drs. Abdul Syukur, M. Si (Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan) dan dimoderatori oleh Siti Robikah, M. Ag, (alumi prodi IAT IAIN Salatiga dan Dosen IAT IAIN Salatiga). Sebagai pembicara pertama Farid Hasan, M.Ag menjelaskan mengenai prospek alumni IAT IAIN Salatiga. Kuliah di IAT Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga bukan berarti tidak memiliki masa depan. Setiap mahasiswa mempunyai skill yang bisa dikembangkan dengan berbagai cara. Mengasah skill menjadi kunci utama untuk alumni bergerak di berbagai tempat. Meski menjadi mahasiswa IAT, bukan berarti tidak diperkenankan untuk belajar keilmuan lain. Setiap alumni juga harus belajar berbagai bidang agar mampu menaklukkan segala keadaan. Banyak profesi yang kini menerima lulusan IAT seperti penyuluh agama, pentashih mushaf Al-Quran, Tenaga pengajar, Penghulu dan beberapa bidang yang lain. Maka dari itu tidak ada lagi stigma lulusan IAT Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora memiliki masa depan suram.

Materi kedua dilanjutkan oleh Mukhamad Saifunnuha, S. Ag, M.A. dalam kesempatan ini ia menjelaskan tentang tips dan trik sukses beasiswa. Sebagai alumni yang mendapatkan beasiswa PMLD Kemenag, ia mengajak seluruh mahasiswa dan alumni untuk mencoba apply beasiswa.

 “Berbagai beasiswa telah dibuka oleh pemerintah seperti LPDP, IMD, PBSB dan berbagai beasiswa yang lainnya. Beasiswa ini dapat diraih oleh mahasiswa dan alumni yang sudah mempersiapkan sejak dini skill beasiswa dan berbagai persyaratan yang dibutuhkan. Pendaftaran beasiswa diawali dengan berbagai seleksi baik administrasi, wawancara dan berbagai seleksi lainnya. Maka dari itu seorang pendaftar beasiswa harus mempersiapkan secara totalitas proses seleksinya.” Terangnya. Lanjut materi ketiga oleh David Habibie.  Ia menjelaskan tentang tips dan trik menjadi enterpreneurship.

“Pola pikir enterpreneur sudah dimiliki oleh seluruh mahasiswa. Pola pikir ini terbentuk ketika seorang mahasiswa menulis tugas akhir. Seorang enterpreuneur harus bisa melihat adanya peluang atau momentum usaha. Setiap usaha dapat berkembang dengan pesat jika memiliki inovasi dan kreatifitas yang berbeda dengan yang lainnya. Jika ingin menjadi seorang enterprenuer juga harus paham adanya sunrise dan sunset industri. Hal inilah yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha. Bisakah Alumni IAT menjadi seorang enterpreuneur?, Alumni IAT juga mampu bersaing menjadi seorang enterpreneur”. Pungkasnya

Tracer study dan webinar ini berlangsung kurang lebih dua setengah jam yang dihadiri secara virtual oleh 91 peserta baik dari  alumni dan mahasiswa Prodi IAT IAIN Salatiga. Tarcer study dan webinar ini sekaligus menjadi momen menyapa para alumni dan mengetahui kegiatan alumni setelah lulus dari IAT IAIN Salatiga. Tidak hanya itu, mahasiswa juga mendapatkan ilmu tentang beasiswa dan enterpreneurship.[Red.]