TERITERIAL PARTNERSHIP GKJTU, STAB SYAILENDRA DAN UIN SALATIGA WUJUDKAN GENERASI MUDA ANTI INTOLERANSI DENGAN DIALOG DAN PERDAMAIAN

FUADAH- Senin 08/08/2022, Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Salatiga sangat senang dan bangga atas diundangnya mahasiswa AFI dalam acara “Dialog dan Perdamaian” di D’Emmerick Hotel yang diselenggarakan oleh GKJTU. Dihadiri oleh masing masing 5 mahasiswa dari GKJTU, STAB Syailendra dan UIN Salatiga.

“Dialog dan Perdamaian” ini bertujuan untuk memberi pembekalan pendidikan perdamaian lintas iman bagi para peserta yang seluruhnya adalah generasi muda, supaya estafet toleransi di Indonesia khusunya di Salatiga tidak terputus. Selain itu acara ini bertujuan untuk mempromosikan dan mempraktikkan dialog dan perdamaian lintas iman yang kemudian diwujudkan dengan RTL dari kegiatan ini yaitu terbentuknya komunitas Duta Perdamaian yang beranggotakan para mahasiswa dari ketiga Lembaga tersebut,

Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 08 Agustus 2022-10 Agustus 2022. Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Pdt. Akris Mujiyono, M.Si. beliau berharap dengan adanya acara ini teman-teman mahasiswa semakin semangat untuk menyebarkan kebaikan dan bersahabat dengan siapapun, tanpa memandang latar belakang agama orang lain. Sebab hal yang paling indah adalah kemajemukan.

Dilanjutkan dengan materi dasar teologis yang dipaparkan oleh Prof. Dr. Benny Ridwan, M.Hum, Suranto, M.Si dan Pdt. Akris Mujiyono, M.Si. yang membuat para mahasiswa mengenal lebih dalam tentang Dasar Teologi Agama Islam, Kristen dan Buddha, disusul dengan materi-materi lainnya.

Hari kedua para peserta diajak berkunjung ke Kampung Percik untuk menelisik lebih jauh bagaimana perkembangan Kampung Percik dan sumbangsih apa saja yang telah diberikan rekan rekan Percik kepada masyarakat. Selain itu para peserta juga diajak berkunjung ke tempat ibadah masing-masing untuk saling bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang Agama masing-masing.

“Sebelumya saya belum pernah masuk ke Gereja sama sekali, bahkan saat saya kecil saya merasa terganggu ketika mendengar umat Kristen beribadah saat hari minggu di Gereja dekat rumah teman saya, hal itu yang membuat saya penasaran dengan isi Gereja, dan Alhamdulillah sekarang rasa penasaran saya sudah hilang, dan ternyata Gereja tidak seburuk apa yang saya fikirkan, berkunjung ke Vihara juga benar benar merubah fikiran saya tentang agama Buddha itu sendiri, ternyata orangnya ramah-ramah.” Tutur Farkhan Farid

Kampus 2 UIN Salatiga, Masjid Ath-Thayar
Gereja Kristen Jawa Tengah Utara
Vihara Shanti Gosa

Para peserta yang lain juga menceritakan bahwa dari dulu merka memiliki stigma yang buruk terhadap Agama lain sebab pengalaman di masa kecilnya yang kurang mengenakkan.

“Semasa kecil saat sekolah saya sering dipanggil Haleluya, karena waktu itu hanya saya satu satunya murid yang beragama Kristen di Sekolah saya, yang membuat saya menjadi takut untuk bergaul dengan teman-teman muslim. Namun saat ini saya justru merasa nyaman berbincang dengan teman-teman muslim sebab selain mereka mudah bergaul, mereka juga lucu dan menyenangkan.” terang Priskilla

“Acara ini sangat menyenangkan, pesertanya juga asik saya ingin berterimakasih kepada penyelenggara dan para pemateri yang telah membimbing dan membekali kami tentang dialog dan perdamaian. Semoga kedepannya kita tetap dekat dan tidak henti hentinya menjalin komunikasi.” Pungkas Wirya

Sebelum penutupan dan penandatanganan MoU dari pimpinan masing-masing lembaga, para peserta yang sudah dibagi menjadi 3 kelompok diminta menyampaikan konsep dan media sosialisasi Dialog dan Perdamaian sebagai RTL dari acara ini. Para peserta mempresentasikan ide-ide kreatifnya untuk menindaklanjuti sosialisasi Dialog dan Perdamaian antar umat beragama. Allisa Zahrotun mengusulkan untuk diadakannya Komunitas Duta Perdamaian sebagai wadah untuk mengkampanyekan toleransi antar umat beragama, yang kemudian disepakati oleh keseluruhan panitia dan peserta acara Dialog dan Perdamaian ini.

Pungkas acara para pimpinan lembaga menandatangani MoU sebagai wujud kerjasama antar lembaga dan mengesahkan Komunitas Duta Perdamaian. Semoga niat baik yang kita ingin wujudkan ini membuahkan hasil yang bermanfaat untuk semua umat manusia. Amiin..

GKJ SIDOMUKTI BERTOLAK KE GUS DUR CORNER

FUADAH- Selasa 09/08/2022 Gus Dur Corner Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora (FUADAH) IAIN Salatiga untuk kali pertama mendapat kunjungan dari GKJ Sidomukti. Dalam kesempatan ini pihak GKJ Sidomukti yaitu Pendeta TM. Eben Haezer Lalenoh, S.Th., M.A., Ph.D dan Indri Retno Setyaningrahayu, M.Pd. sangat tertarik dengan kabar adanya Gus Dur Corner di FUADAH.

“Kami dapat kabar ada Gus Dur Corner di FUADAH dan tertarik ingin berkunjung. Saya berfikir bagus nih untuk dikunjungi sebagai relasi antar iman dan ingin tahu juga di Gus Dur Corner ada apa aja, siapa tahu ada program yang bisa buat kerja sama.” Terang Pendeta TM. Eben Haezer Lalenoh, S.Th., M.A., Ph.D

Niat GJK Sidomukti pun disambut baik oleh Dr. Supardi, M.A. (Wakil Dekan I), Dr. M. Gufron, M.Ag. (Wakil Dekan II), dan Ahmad Faidi, M.Hum (Sekretaris Prodi SPI sekaligus pimpinan Gus Dur Corner).

“Gus Dur Corner ini berawal dari obrolan Alissa Wahid (Putri Sulung Gus Dur sekaligus pencetus Gusdurian di Indinesia) dengan Dekan FUADAH (Prof. Dr. Benny Ridwan, M.Hum) ketika seminar di FAUDAH tahun 2020 silam. Alissa Wahid bercerita tentang mulanya Gusdurian berdiri dan pada kesempatan itu juga Alissa Wahid menyampaikan kepada FUADAH, bagaimana kalau mendirikan Gus Dur Corner yang memang belum ada di Perguruan Tinggi manapun.” Terang Ahmad Faidi.

Dr. Supardi, M.A. (Wakil Dekan I), Dr. M. Gufron, M.Ag. (Wakil Dekan II) juga menambahkan bahwa Gus Dur tidak hanya milik satu ormas saja, melainkan milik siapa saja yang sepemikiran dengan beliau. Membuka nilai-nilai dan gagasan Gus Dur perlu diperjuangkan dan dihidupkan lagi. Apalagi program yang diusung Kementerian Agama tentang moderasi beragama sama persis dengan apa yang Gus Dur ajarkan. Ditambah dengan Salatiga sebagai Kota paling toleran se-Indonesia tentu sangat meyakinkan lagi bagi FUADAH mendirikan Gus Dur Corner. Setelah berbincang-bincang tentang program yang akan Gus Dur Corner jalankan, GJK Sidomukti berniat membangun relasi dengan Gus Dur Corner untuk program lintas iman. Semoga niat baik ini membuahkan hasil yang bermanfaat untuk semua umat manusia. Amiin..

Pengajuan Aktif Kuliah Kembali

SOP PELAYANAN TATA PERSURATAN

AKADEMIK/NON AKADEMIK MAHASISWA

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN HUMANIORA

  1. Download file surat di ushuluddin.iainsalatiga.ac.id
  2. Sesuaikan data dan kepentingan
  3. Jenis font yaitu Arial
  4. Ukuran font: 11
  5. Diketik di kertas A4
  6. Ubahlah huruf yang ditandai merah sesuai kebutuhan
  7. Form surat yang telah terisi lengkap di cetak  sebanyak 2 kali (1 lembar untuk arsip fakultas, 1 lembar untuk mahasiswa)
  8. Selanjutnya, diproses di Akademik Fakultas untuk mendapatkan Nomor Surat dan Disposisi Surat.
  9. Tanda Tangan ke Pejabat yang berwenang sesuai dalam surat.
  10. Untuk Tanda Tangan Asli Proses 1- 2 hari
  11. Untuk Tanda Tangan Stempel bisa ditunggu

Mohon dikoreksi SOP dan File Surat (ushuluddin.iainsalatiga.ac.id)

Download disini

[gview file=”http://ushuluddin.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/SURAT-PERMOHONAN-AKTIF-KULIAH.docx”]

SOSIALISASI DAN ORIENTASI PERGURUAN TINGGI: MAN KOTA MAGELANG BERKUNJUNG KE FUADAH

FUADAH- Selasa 14/06/2022 Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora UIN Salatiga kedatangan rombongan dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Magelang. Kunjungan MAN Kota Magelan ke FUADAH dalam agenda “Sosialisasi dan Orientasi Perguruan Tinggi” dan bertempat di Masjid At-Thayyar Kampus 2 UIN Salatiga.

Pada kesempatan kali ini, dekan FUADAH Prof. Benny Ridwan, M.Hum. sangat berterima kasih dan senang atas kunjungan MAN Kota Magelang. Beliau berharap semoga kelas XI MAN Kota Magelang nantinya bisa melanjutkan studi ke jenjang Perguruan Tinggi dan harapan besar bisa melanjutkan ke FUADAH UIN Salatiga.

Kepala Bagian Kesiswaan MAN Kota Magelang (Asrory, S.Pd) dalam sambutanya mengatakan bahwa, dalam kunjungan ke FUADAH UIN Salatiga selain menyambung silaturahim juga memberikan wawasan kepada siswa kelas XI MAN Kota Magelang agar mempunyai kemauan tinggi untuk melanjutkan ke jenjang kampus.

“ Mohon perkenan Bapak Ibu Dosen FUADAH memberikan arahan dan diberikan wejangan kepada anak didik kami karena UIN adalah kakak dari MAN. Harapan besar kami sebagai pendidik bisa memberi motifasi agar tidak tertinggal di tingkat SLTA saja.” Ujarnya.

Pada acara inti “Motivasi Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi dan Sosialisasi tentang Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora UIN Salatiga” diisi oleh Dr. Ghufron, M.Ag. dan Himmi Naf’an, S.E. yang dimoderatori oleh Ketua Tim Sosialisasi FUADAH (Minan Zuhri, M.S.I)

Sesi pertama Dr. Ghufron, M.Ag. menyampaikan secara garis besar bahwa, belajar di UIN Salatiga tidak akan menjadi liberal. Apa yang sudah di dapat di MAN akan di teguhkan lagi, dikuatkan lagi di FUADAH khususnya. Beliau juga mengatakan tentang peningkatkan sistem etika. Yang dibangun FUADAH adalah menjadikan lebih baik lagi budi pekerti dan akhlaqnya. Terkait sistem ilmu, tidak hanya di ajarkan ilmu saja di UIN Salatiga. Tetapi mampu membaca sekitar dan fenomena yang ada dalam masyarakat bisa disikapi dengan bijaksana.

Sesi kedua Himmi Naf’an, S.E menyampaikan tentang Program Studi yang ada di FUADAH. Ada lima Prodi yaitu Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI) dengan akreditasi A, Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT) dengan akreditasi A, Prodi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) dengan akreditasi B, Prodi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) dengan akreditasi B, dan Prodi Ilmu Hadis (ILHA) dengan akreditasi B. Untuk jaminan mutu di FUADAH bahwa semua Prodi sudah terakreditasi. Himmi Naf’an, S.E. juga menyampaikan tentang 4 jalur seleksi mahasiswa baru dan beasiswa yang ada di FUADAH UIN Salatiga.

Sebelum acara usai ada quiz dari Tim Sosialisasi FUADAH bagi siswa MAN Kota Magelang yang berani dan bisa menjawab pertanyaan yang diajukan.

SAH!!! Sudah Diresmikan, Gus Dur Corner Fuadah Siap Merawat Semangat Pluralisme ala Gus Dur.

Fuadah, 13 April 2022- Siapa yang tidak kenal sosok K.H. Abdurrohman Wahid yang lebih akrab disapa dengan Gus Dur. Selain pernah menjabat sebagai Presiden ketiga Indonesia, pemikirannya yang terkenal konsisten membela kaum minoritas menjadikannya sosok yang dikenal tidak hanya oleh masyarakat Muslim, melainkan seluruh lapisan masyarakat. Pemikiran-pemikiran Gus Dur ini dirawat dan dilanjutkan oleh putri-putrinya melalui The Wahid Institute dan Jaringan Gusdurian yang telah tersebar di seluruh Indonesia.

Terkenal sebagai Bapak Pluralisme, menjadikan pemikiran Gus Dur salah satu inspirasi dan sumber dalam merawat keragaman dalam satu wadah persatuan. Dari spirit inilah Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora berinisiatif mendirikan Gus Dur Corner guna merawat pemikiran yang seharusnya dilestarikan itu. Rabu kemaren, menjadi hari bersejarah diresmikannya Gus Dur Corner Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora yang diketuai oleh Yassirly Amrona Rosyada, M.P.I. Hadir dalam peresmian ini H. Sholahuddin, S.Pd., M.Pd. dari BDK Semarang, Jay Ahmad, S.Fil., Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian, K.H Ahmad Bahruddin, S.Pd.I., Ketua Komunitas Belajar Qoryah Thoyyibah Kalibening,  serta perwakilan jaringan Gusdurian Yogyakarta dan Salatiga.

H. Sholahuddin, S.Pd., M.Pd melakukan pengguntingan pita peresmian Gus Dur Corner

Dalam sambutannya Jay Akhmad menyambut baik didirikannya Gus Dur Corner di Salatiga yang mana kota ini memiliki ikatan khusus karena ada dhurriyah Gus Dur di kota ini. Persemian dilakukan dengan pemotongan pita oleh H. Sholahuddin, S.Pd., M.Pd. dan beliau menutup acara peresmian dengan berpesan untuk menjaga Gus Dur Corner ini tidak hanya sampai pada berdirinya fasilitas ruangan, tetapi kegiatan-kegiatan diskusi harus tetap hidup karena disitulah esensinya. Serangkaian persemian ini dilanjutkan dengan acara Sarasehan dengan tema Pluralisme dan Dakwah Kontekstual ala Gus Dur di Masjid Ath-Thayyar Kampus 2 IAIN Salatiga.

Bertindak sebagai narasumber, hadir Jay Akhmad, S.Fil, dan K.H. Ahmad Bahruddin, S.Pd.I., dan dimoderatori oleh Fairuz Kadomi, S.Ag. Sebagai narasumber pertama, K.H. Bahruddin menyatakan bahwa konsep pemikiran Gus Dur erat kaitannya dengan pendidikan kritis dan konsep universal. Pluralisme ala Gus Dur adalah wujud dari kebebasan berfikir, bertindak dan anti dominasi dari sisi agama, sosial dan budaya. Segala hal tentang konsep pluralisme ala Gus Dur ini merupakan pengejawentahan dari sisi Islam yang ramah, kebenaran yang universal, serta perjuangan yang sesuai dengan semangat masyarakat itu sendiri.

kiri ke kanan: Jay Akhmad, K.H. Bahruddin, S.Pd.I dan moderator Fairus Kadomi, S.Ag.

Jay Akhmad melanjutkan diskusi dengan memaparkan tentang pluralisme dan dakwah konteksual ala Gus Dur yang erat kaitannya dengan kondisi budaya dan kultur masyarakat Indonesia yang multi etnis. Beliau menuturkan bahwa konsep dari pluralisme dan dakwah kontekstual ala Gus Dur sebetulnya sederhana, yakni “yang sama jangan dibeda-bedakan, sedangkan yang berbeda jangan disama-samakan”. Pluralisme ala Gus Dur itu adalah sikap keterbukaan kita terhadap masyarakat sekitar, dan kepekaan kita terhadap sesama manusia ciptaan Tuhan.

Acara sarasehan juga dihadiri oleh perwakilan pimpinan Pondok Pesantren se-Salatiga, Forum Komunikasi Umat Beragama, Pimpinan Daerah Muhammadiyyah, PCNU Salatiga, Persemaian Cinta Kemanusiaan, Fakultas Teologi UKSW, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Gusdurian Salatiga, Pemerhati Makam Mbah Wahid Salatiga, dan Kemenag Kota Salatiga. Acara ini mendapatkan sambutan baik dari semua kalangan, bahkan Tholiman Fatih selaku Dosen di bidang Teolog, Kemanusiaan, dan KeIndonesiaan Universitas Kristen Satyawacana (UKSW) juga menginginkan bahwa Gus Dur Corner dibentuk di UKSW dikarenakan banyak pembahasan dan diskursus yang nantinya akan mengembangkan kultur akademik yang produktif mengingat terdapat keseralasan dalam hal akademik dan ilmu pengetahuan.{red}

Kiri ke Kanan: K.H. Bahruddin, S.Pd.I., Jay Akhmad, Prof.DR. Benny Ridwan, M.Hum, H. Sholahuddin, M.Pd.
Gusdurian Salatiga berbincang santai di Gus Dur Corner
Kiri ke kanan: Perwakilan FKUB Salatiga, Jay Akhmad, KH. Bahruddin, S.Pd.I dan Prof. Dr. Benny Ridwan, M.Hum