SEMINAR NASIONAL NASKAH ISLAM NUSANTRA ARTI PENTINGNYA BAGI PENULISAN SEJARAH INDONESIA

Senin 07 Mei 2018, Salatiga. Seminar nasinal yang berjudul “Naskah islam nusantra arti pentingnya bagi penulisan sejarah Indonesia” ini berjalan dengan sangat antusias. Acara ini dibuka oleh Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Humaniora. Aula kampus 2 IAIN Salatiga yang digunakan dalam acara ini penuh dengan mahasiswa dan peserta lainnya. Seminar ini merupakan hajatan ilmiah oleh Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI) yang bapak Haryo Aji Nugroho. MA.

Seminar ini diisi oleh 2 pembicara. Bpk nurul yakin pemilik teks / manuskrip dan bpk Prof. Dr. Oman Fathurrahman dari staff ahli kementrian agama, beliau ahli filologi di Indonesia. Pemilik manuskrip menjelaskan tentang asal usul manuskrip yang dibawanya yang melalui proses spiritual yang tinggi. sedangkan Oman Fathurrahman memberikan gambaran secara luas tentang penelitian yang diekuninya selama ini. Penelitian prof oman ini sangat menginspirasi mahasiswa dan peserta lainya. Prof oman juga menjelaskan hubungan manuskrip yang dibawa bapak nurul yakin dengan penelitian yang sudah ada dalam khazanah sejarah dunia yang lebih luas. Tentunya ini memberikan suntikan semangat yang kuat kepada mahasiswa SPI dan lainnya.

LIPUTAN ACARA PELATIHAN KALIGRAFI

 

Pada hari Rabu 4 April 2018, Prodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUADAH) IAIN Salatiga mengadakan Latihan Kaligrafi Bersama Mas Amien. Acara yang diadakan di Aula Kampus II IAIN Salatiga ini bertajuk “Mengembangkan Kreativitas Melalui Seni Kaligrafi.”

 

Acara tersebut langsung dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas, Dr.Benny Ridwan, M.Hum. dan diikuti oleh sekitar 130 orang peserta yang berasal dari mahasiswa di lingkungan FUADAH dan fakultas lain. Selain itu, acara ini dihadiri pula oleh siswa-siswa SMA dan Madrasah Aliyah di Salatiga dan sekitarnya.

 

Acara pelatihan ini menghadirkan maestro kaligrafi tingkat nasional yaitu Mas Amien Salatiga. Beliau pernah terlibat aktif dalam penulisan Mushaf Akbar Indonesia dalam pagelaran Festival Istiqlal yang diadakan pada medio 2017 lalu. Dalam pengantarnya, Mas Amien memberi motivasi bagi para peserta untuk menumbuhkan rasa cinta pada ilmu kaligrafi. Selain itu, Mas Amien juga mendorong peserta untuk masing masing menemukan style kaligrafi sendiri dan tidak hanya menjadi peniru atau penjiplak gaya kaligrafi yang sudah ada.

 

Setelah mendengarkan kata pengantar dan motivasi, para peserta langsung menuangkan kreativitas mereka di atas kanvas dengan arahan langsung dari Mas Amien. Di sela-sela latihan, Mas Amien menekankan pentingnya akurasi dan kesamaan pesan asli dengan  pesan yang akan disampaikan oleh sang kaligrafer. Total karya yang dihasilkan mencapai 30 buah dengan berbagai gaya kaligrafi. Setelah selesai latihan, para peserta melakukan sesi foto bersama.

Animo masyarakat dalam mengikuti dalam acara ini sangat besar, hal ini terlihat dari jumlah peserta yang jauh melebihi kuota yang disediakan panitia. Besar harapan agar acara serupa bisa diadakan kembali di kemudian hari. Panitia penyelenggara dan seluruh civitas akademika FUADAH berharap acara ini dapat menumbuhkan bibit-bibit muda yang berkembang menjadi kaligrafer profesional di kemudian hari.

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA MOU DIGITALISASI HADIS DENGAN PUSAT KAJIAN HADIS (PKH)

penanadatangan MoU antara dekan dan ketua PKH

02 april 2018, Salatiga. Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Humaniora terus berkembang dengan seiring waktu kewaktu. pengembangan Fakultas yang penting kali ini adalah MoU antara Fakultas Ushuluddin Adab Dan Humaniora dengan pusat kajian hadis (PKH) Jakarta yang dipimpin ustadz Dr. Luthfi Fathullah.  Yang juga merupakan Dosen hadis UIN Bandung.

PKH merupakan pionir di Indonesia dalam melakukan digitalisasi khususnya hadis. Kerjasama ini menunjukkan perhatian fakultas ushuluddin, adab dan huminiora terhadap kajian hadis di zaman now. Memperhatikan kebutuhan mahasiswa dalam konteks ini adalah mahasiswa Program studi Ilmu hadis yang berjuang dihimpit zaman dan mencoba mendapatkan solusi-solusi kajian hadis di masa mendatang. Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Humaniora menekankan bahwa harapannya mahasiswa Prodi Ilmu hadis kedepannya bisa mendapatkan ilmu baru dari dari Pusat Kajian Hadis (PKH), atau bisa mendapatkan pengalaman PPL di PKH. Dr. Luthfi Fathullah memberikan motivasi kepada mahasiswa mungkin nanti akan muncul hasil digitalisasi kitab-kitab tertentu oleh mahasiswa prodi hadis IAIN Salatiga

SEMINAR REGIONAL PRODI ILMU HADIS DIGITALISASI HADIS DI ERA MILENIAL

02 april 2018, Salatiga. Prodi Ilmu Hadis (IH) mengadakan seminar regional tapi dengan pembicara setingkat nasional, yaitu Prof. Dr. Muh. Zuhri MA, yang merupakan guru besar IAIN salatiga dan Kiai Dr. Luthfi Fathullah, yang merupakan praktisi hadis terkenal dan rajin masuk program TV nasional beberapa tahun terakhir ini. Seminar yang dihadiri 200 peserta lebih ini diikuti oleh mahasiswa baik dari prodi ilmu hadis dan mahasiswa lainnya, bahkan juga diikuti oleh sekolah-sekolah sekitar salatiga dan kabupaten semarang.

Prof. Dr. Muh. Zuhri MA banyak menyinggung tentang kajian hadis selama ini, baik dari sisi mazhab tradisional maupun dari sisi mazhab orientalis. Porf. Zuhri juga menyinggung bahwa kajian orientalis walaupun pada awalnya dilakukan dengan semangat keagamaan Kristen-yahudi eropa tetapi mereka mengkaji dengan sangat serius dan dengan level akademik yang tinggi. Bahkan ada juga pengkaji hadis dari amerika yang muslim. Dengan keseriusan kajian hadis oleh orang barat ini, diharapkan mahasiswa yang mengkaji hadis juga mempunyai nilai semangat juang tinggi dalam level akademis yang tinggi juga. Kiai Dr. Luthfi Fathullah lebih membicarakan tentang masa depan kajian hadis dimana masyarakat zaman now ini sudah memasuki era digital. Dr. Lutfi lebih banyak memperkenalkan program-program hadis yang dapat memudahkan para peneliti untuk melakukan penelitiannya. Berbagai tipe program diperkenalkan Mulai dari program yang hanya menyediakan data mentah yang tidak bisa diolah, kemudian program yang menyediakan data yang harus diolah dan juga program yang menyediakan program matang siap “santap”, tentunya ketiga tipe itu mempenyai kelebihan dan kekurangn masing-masing

TGB. DR. ZAINUL MAJDI, LC., MA DAN HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY MEMBERIKAN SEMINAR NASIONAL DI FAKULTAS USHULLUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

Salatiga 28 maret 2018, seminar nasional yang dihelat oleh Fakultas Ushuluddin Adab Dan Humaniora dengan “Tema Arah Baru Penafsiran Di Indonesia” ini berlangsung sukses dan pengunjung membludak. 400 kursi yang disediakan panitia tidak cukup bisa menampung peserta seminar yang datang. Seminar ini juga dihadiri walikota salatiga Yulianto SE. MM.,  Rektor, dekan-dekan, dan dosen-dosen dilingkungan IAIN salatiga.

Habiburrahman El Shirazy, yang merupakan novelis dan juga alumni tafsir di Universitas Al Azhar ini memaparkan sejarah rangkaian rantai tafsir dari timur tengah-tengah sampai nusantara. Para ulama dulu menafsirkan al qur’an dengan Bahasa lokal sehingga dapat dimengerti oleh masyarakat lokal walaupun mempunyai kemampun menulis dalam Bahasa arab. Habiburrahman juga menggaris bawahi tentang hubungan tafsir dan sastra. Bahwa tafsir al qur’an itu tidak terlepas dari sastra, al qur’an dibahasakan dengan budaya yang dupunyai masyarakat lokal supaya dapat menyentuh secara lebih dekat kepada masyarakat.

TGB. Dr. Zainul majdi, Lc., MA sebagai pembicara yang ke dua menyinggung tentang nilai-nilai al qur’an harus di implementasikan kedalam politik dan budaya di nusantara ini. Dahulu para ulama dalam berdakwah selain membawa nilai al qur’an juga meniliti budaya, meneliti nilai-nilai luhur yang dianut di tanah nusantara sehingga dalam berdakwah islam tidak menimbulkan kagaduhan atau benturan-benturan berdarah atau berjalan dengan damai. Budaya, salah satunya adalah sastra, digunakan untuk memperkuat nilai atau juga digunakan sebagai bahan tafsir dalam rangka mencapai “lisannya” orang lokal nusantara itu sendiri.