Salatiga, 06 Maret 2020. Pelantikan pengurus SEMA, DEMA, HMPS masa bhakti 2020 dilaksanakan pada
06 Maret 2020 di Aula Gedung Kesekertariatan Fakultas Syari’ah IAIN salatiga. Pelantikan
ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab,
dan Humaniora Benny Ridwan, M.
Hum, Abdul Syukur, M. Si., segenap pembimbing
HMPS Fakultas Ushuluddin, Adab, dan
Humaniora dan semua calon pengurus SEMA,
DEMA, HMPS Fakultas Ushuluddin,
Adab dan Humaniora yang akan dilantik.
Pelantikan ini terlakasana dengan khidmat dengan simbol
penandatanganan serta penyerahan Surat Keterangan (SK) Pengurus SEMA, DEMA,
HMPS Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga diwakili oleh
para ketua masing-masing.
“Pertama, setelah anda
dilantik maka anda harus memantaskan diri sebagai pengurus. Maka apabila tidak
pantas lebih baik mengundurkan diri. Sebagai pengurus maka anda harus jadi
panutan (leader) dari 1300 mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora. Kedua,
iman, islam, ihsan dan amal langkah pengabdian harus dijadikan
acuan bagi semua pengurus. Virus-virus keimanan, keislaman,
dan keikhsanan itu lebih bahaya dari virus Corona yang sedang jadi
trending topic. Ketiga, kaderisasi harus ditingkatkan menuju kualitas Fakultas
Ushuluddin, Adab dan Humaniora”. Ucap Dekan dalam sambutannya.
Himpunan
Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga mengadakan
seminar sastra nasional. Acara ini dilaksanakan pada Rabu, 20 November 2019 di
Auditorium gedung Ahmad Dahlan, kampus 3 IAIN Salatiga. Acara bertemakan “Tanpa
Sastra Hidup Tak Bermakna, Tanpa Literasi Hidup Tak Berarti” behasil menarik
perhatian peserta. Acara ini mengundang
Kak Genta Kiswara, seorang
Sastrawan milenial dari Yogyakarta yang telah menerbitkan 4 buku dan ditemani
oleh Kak Tepe dari penerbit Gradien Mediatama. Selain itu, acara dipandu
langsung oleh moderator lulusan Bahasa dan Satra Arab IAIN Salatiga, Kak
Sayyidatina Anzalia. Ia juga seorang sastrawati dan sekarang sudah menjadi guru
di Kampung Inggris Pare Kediri.
“Acara
ini merupakan acara tahunan dan menjadi program kerja tetap dari HMPS Bahasa
dan Sastra Arab. Dengan adanya acara ini, mahasiwa diharapkan bisa lebih
mendalami dunia menulis dan memiliki konsistensi dalam menulis.” Ujar Rimayatul
Khoiroh, selaku panitia acara tersebut. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan
dibuka secara formal. Bapak Supardi selaku wakil dekan 1 Fakultas Ushuluddin
Adab dan Humaniora menyampaikan sambutan dan membuka acara tersebut. Selajutnya
ada hiburan singkat dari mahasiwa Bahasa dan Sastra Arab berupa menyanyi. Pukul
09.30 WIB seminar dimulai. Seminar tersebut berkonsep talkshow sehingga ada
kesan santai dalam penyampaiannya. Seminar dipandu oleh kak Sayyidatina selaku
moderator dan bertugas memantik pembicara. Kak Genta menyampaikan bagaimana
awal mula ia terjun ke dunia sastra sampai melahirkan beberapa karya. Kak genta
juga memotivasi peserta agar menulis dijadikan kegiatan yang bermanfaat dan
mempunyai dampak kebaikan. “Dengan menulis maka akan menciptakan hal yang
bermanfaat seperti melahirkan karya atau buku. Menulis juga mampu menjadikan
keeratan keluarga seperti yang saya alami.” Tutur Kak Genta Kiswara.
Tidak
hanya itu, Kak Tepe menyampaikan tentang bagaimana menerbitkan karya dan
memotivasi peserta untuk memanfaatkan media sosial sebagai ruang menulis.
Seminar sastra ini tembus 238 pendaftar. Sebagian besar pedaftar dapat
menghadirinya dan mereka juga antusias dalam mengikutinya. “Baru pertama ini
saya mengikuti seminar yang membuat saya temotivasi. Pembicara dan moderator
yang luar biasa membuat peserta antusias. Saya juga berharap dengan saya
mengikuti seminar ini, saya bisa lebih tertarik lagi untuk menulis.” Tutur
Linda Mardiana, peserta seminar tersebut. Sebelum seminar ditutup, Kak Genta menghibur
peserta dengan bernyayi dan memainkan gitar. Selanjutnya dilakukan foto bersama
dengan peserta. Pukul 12.15 WIB, seminar tersebut selesai. (Trimo Wati/BSA)
Salatiga, Segenap
civitas Program Studi Sejarah Peradaban
Islam IAIN Salatiga selenggarakan Kuliah Tamu pada hari Selasa (19/11/19) di
Masjid Ath-Thayar Kampus 2 IAIN Salatiga. Kuliah tamu ini mengangkat tema “
Perjalanan Sejarah Peradaban Islam: Analisis Geo Kultur”.
Kuliah tamu ini dihadiri oleh segenap para dosen Sejarah Peradaban
Islam, Ketua Program Studi Sejarah Peradaban Islam, dan seluruh mahasiswa
Sejarah Peradaban Islam. Tak lupa pula di hadiri oleh tamu spesial dari
Pakistan Timur selaku pemateri kali ini, yaitu Prof. Dr. M. Abdul Karim, M.A.,
M. A.
“ Tujuan dari kuliah tamu
ini sendiri tidak lain untuk memberikan kesadaran kepada para mahasiswa Sejarah
Peradaban Islam IAIN Salatiga serta menindak lanjuti apa yang nanti akan di
sarankan oleh pemateri” . ucap pak Dekan 1 Fakultas Ushuludin Adab dan
Humaniora dalam sambutannnya sekaligus secara resmi membuka acara.
Yang perlu diketahui oleh mahasiswa sejarah adalah bahwa cikal
bakal dari munculnya pemahaman Islam Nusantara adalah berawal dari gagasan
Prof. Dr. M. Abdul Karim, M.A., M. A.. “ Dimana kondisi geografis di Indonesia mempengaruhi
cara berfikir orang Indonesia yang ramah tamah. Karena apa? Indonesia terdapat
8 mata angin yang saling bertabrakan kemudian mencair lalu mempengaruhi pikiran
manusia yang ada di daerah Indonesia”.
Kita harus hati-hati dengan pemahaman para orientalis yang
mengatakan bahwa Islam datang dengan pedang darah dan jiwa. Perkataan seperti
ini muncul, karena sektor perekonomian orang-orang orientalis akan terambil
alih apabila Nabi Muhammad berhasil menyebarkan agama damai ini. Bahkan,
seorang Pastur Suriah pun mengatakan bahwa Islam itu menyebar bukan karena
ekspansi melainkan melalui jalur damai.
Sebagai penutup dari paparan pemateri. “ perbedaan penyebaran Islam
di Jawa dan Sumatera adalah dimana penebaran Islam di Jawa Islam datang dengan
menyesuaikan dengan kultur yang ada di Jawa. Tapi, di Sumatera kultur yang ada
di daerah harus merujuk pada syari’at Islam “.
Himpunan mahasiswa program studi Ilmu Hadits,
Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Humaniora (Fuadah), IAIN Salatiga.Telah berhasil
menyelenggarakan agenda seminar nasional yang diadakan pada hari kamis tanggal 24 Oktober 2019, kegiatan
tersebut dilaksanakan di aula kampus 2 (dua) IAIN Salatiga. Dalam seminar
nasional itu mempunyai dua tema berbeda,
akan tetapi tidak jauh perbedaannya, sehingga dalam kegiatan tersebut
menghadirkan dua narasumber yang mempunyai basik dalam pengerahuan hadits, narasumber yang pertama yaitu Dr. A. Hasan
Asy’ari Ulama’i, M.Ag yang menjelaska tema “Transmisi hadits di era digital dan
implikasinya dalam studi hadits”. Narasumber yang kedua dihadiri oleh Dr. Rikza
Muqtada, S,Th,I, M.Hum yang menjelaskan pemaparannya mengenai tema ”Transmisi Hadits
Di Era Globalisasi Teknologi Informasi”.
Pada Seminar nasional yang diadakan oleh HMPS Ilmu
hadits tersebut diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi fakultas ushuluddin, adab dan
humaniora dan beberapa dosen jurusan
ataupun dosen fakulktas fuadah dalam kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh
perwakilan dari dekanat dengan harapan adanya acara tersebut,mahasiwa mampu
meneysuaikan pengetahuan, wawasan dengan
kondisi zaman sekarang ini. Fitri Mawatul Mukaromah (Ketua HMPS ILHA)
menuturkan dalam sambutannya,”Tujuan dengan adanya seminar nasional ini, kita
mampus memaksimalkan dan mampu mengembangkan hirroh kajian hadis juga selain
itu para peserta agar bisa memanfaatkan beberapa litatur kajian hadits yang
berbentuk digital tanpa melupakan kajian pada zaman klasik”.
Ahmad Darojat Jumadil Kubro, salah satu mahasiswa Ilmu
Hadits angkatan 2016 yang menjadi moderator pada jalannya kegiatan tersebut
menemani kedua materi dari awal sampai selesainya kegiatan. Pada pemateri yang
pertama diawali oleh Dr. A. Hasan Asy’ari Ulama’i, M.Ag
yang memaparkan “Bahwa pada era globalisasi ini kita bisa membedakan bagaimana
kondisi antara zaman sebelum globalisasi dimulai dengan globalisasi yang penuh
dengan teknologi seperti zaman sekarang ini, lebih khusus dalam kajian hadits
ini kita bisa lihat ketika para ahli hadits zaman dahulu ketika mentransfer
ilmunya dengan cara menghafal dan berkumpul dalam satu majlis, berbeda dengan
zaman sekarang, seorang bisa mengakses berbagai aplikasi hadits yang bisa
membantu orang ketika hendak mengkaji hadits”. Tidak jauh berbeda dengan
pemaparan pemateri yang pertama, pada pemateri yang kedua yang disampaikan
oleh Dr. Rikza Muqtada, S,Th,I, M.Hum
menjelaskan bahwa segala sesuatu pada zaman sekarang proses transmisi hadits
tidak diperhatikan secara sanad gurunya (praktis) seorang bisa mengetahui
hadits bisa langsung akses dengan cara mencari di google tanpa mengetahui
kualitas sanad dan matannya, berbeda dengan zaman para sahabat dan penerus
lainnya, mereka mengkaji benar – benar hadits – hadits yang bersumber dari Nabi
Muhammad SAW dan menulusuri sumber nya apakah benar atau terjadi kekeliruan.
Salatiga, 2 November 2018. Sebanyak
…. peserta ikuti
Pelatihan Tahsin dan Tahfidz Yanbu’a yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri Salaga. Kegiatan
pelatihan ini, diselenggarakan di Masjid Ath-Thayyar Kampus II IAIN Salatiga yang
dimulai pukul 07.00 WIB dan selesai pada pukul 16.00 WIB.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz
Yanbu’ul Qur’an, yakni K.H Ulil Albab Arwani Al-Hafidz. Selain itu, Bapak Pramusinta selaku perwakilan
pemerintah Kota Salatiga turut hadir dan membuka acara tersebut. Kemudian dari pihak
civitas akademika, dihadiri langsung oleh Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama Bapak K.H Sidqon Maesur, Lc. MA., Wakil Dekan 3 Fakultas
Ushuluddin Adab dan Humaniora Bapak Drs. Abdul Syukur, M.S.i. serta segenap Kepala Jurusan, dosen,
dan karyawan Fakultas FUADAH. Pelatihan ini dihadiri oleh 209 mahasiswa IAIN
Saltiga. Selain mahasiswa, peserta pelatihan tahsin dan tahfidz ini dihadiri
oleh Para Asatid dan Guru Ngaji TPQ yang tersebar diwilayah kota salatiga,
kabupaten semarang dan sekitarnya yang berjumlah …..
Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. selaku Kepala Jurusan Ilmu Al-Quran Tafsir
mengharapkan kepada para peserta bahwasannya, usai pelatihan para peserta mampu
memiliki kompetensi dan menularkan ilmunya ketika berkhidmah di masyarakat,
“Kegiatan ini diharapkan untuk bisa membekali para mahasiswa dan guru-guru TPQ
dilingkungan Salatiga, Kabupaten Semarang dan sekitarnya agar mereka memiliki
kompetensi yang pas yang baik, dibidang tahsin dan tahfidz Al-Qur’an dengan
sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW (Ittishalus Sanad). Dan juga ini
diharapkan kepada para mahasisawa, terutama prodi Ilmu Al-Quran Tafsir dan
lainnya, mempunyai semacam syahadah atau sertifikat agar dia juga siap
mengajarkan Al-Qur’an di masyarakat” terang Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag.
Lanjutnya, “Harapannya bahwa mahasiswa bisa mengambil manfaat dengan baik, bisa menerapkan ilmu yang mereka dapatkan.
Nanti ketika mereka berkhidmah di masyarakat, bekal ini diharapkan bisa
ditularkan kepada para murid di sekitarnya seperti itu”.
Memang salah satu yang menjadi keistimewaan dalam pelatihan ini adalah
kehadiran K.H Ulil Albab Arwani Al-Hafidz, yang mana beliau adalah salah satu
yang keilmuan Al-Qur’annya diakui. Selain itu pelatihan ini diharapkan
memberikan motivasi kepada mahasiswa dan guru tpq di Kota Salatiga dan
Kabupaten Semarang dan sekitarnya untuk terus semangat mengkaji lebih dalam
mengenai studi Al-Qur’an, Tahsin, dan Tahfidz.
Dalam kesempatan ini Wakil Rektor 3 menyatakan mendukung penuh
mahasiswa yang belajar dan menghafalkan Al-Qur’an. “Insya Allah IAIN Salatiga
akan terus memberikan perhatiannya terhadap studi Al-Qur’an dan kepada
mahasiswa-mahasiswi yang menghafalkan Al-Qur’an baik satu jus dua jus sampai
hafal Al-Qur’an tsalasiina juz’ah”. Terang Pak Wakil Rektor 3
yang akrab disapa Pak Sidqon. Hal ini menunjukkan baik lembaga maupun fakultas
serius memberikan perhatian penuh kepada para penghafal dan studi tentang
Al-Qur’an.
Wali Kota yang dalam sambutannya diwakili oleh Bapak Pramusinta,
mengungkapkan bahwa “Metode Yanbu’a tidak sekedar metode belajar membaca
Al-Qur’an, tetapi juga menjadi motivasi bagi peserta untuk terus belajar membaca
Al-Qur’an dengan lebih fasih dan menumbuhkan semangat menghafal. Pelatihannya
juga lebih menarik karena ada berbagai contoh bacaan qiro’ah sab’ah”.(Iqbal/Red)