MAHASISWA FUADAH MEMBERIKAN BANTUAN SOSIAL

Mahasiswa memberikan bantuan. 

Salatiga 6 desember 2017, Program Studi Ilmu Al Qur’an Dan Tafsir yang diketuai ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag bekerja sama dengan HMJ IAT menghelat acara bertajuk “Silaturahmi Dan Gelar Karya Mahasiswa Iat Tahun 2017”. Acara gelar karya ini bertujuan menggali minat dan bakat mahasiswa dibidang kewirausahaan dan seni ini berjalan dengan baik.
Mahasiwa tiap semester menampilkan produk-produk yang telah dihasilkan dalam matakuliah kewirausahaan ini dihadiri oleh wadek I Fuadah, Wadek III Fuadah, kajur IAT, dosen kewirausahaan dan dosen-dosen lainnya. Mahasiswa menyajikan produk jadi siap pakai dan saji, diantaranya pakaian jadi, manisan kemasan, pisang keju, kerajinan flannel, lukisan dan banyak kerajinan menarik lainnya. Semua produk syaratnya harus dibuat dengan tangannya sendiri. Selain produk ada juga pentas seni yang sangat meriah.
Acara ajang gelar karya dan silaturahim ini juga dikemas bersamaan dengan peringatan maulid nabi SAW. Mauzhah hasanah diisi oleh bp. HM. Shulthoni, M.pd. acara ini ditutup dengan tumpengan bersama mahasiswa dan dosen yang mengajar pada lingkungan jurusan IAT.

MAHASISWA DAN DOSEN SPI MENGIKUTI SEMINAR INTERNASIONAL

Adif fahrizal, dosen SPI dan Reno Saputra, Mahasiswa SPI presentasi

22-23 November 2017, Mahasiswa dan Dosen SPI Mengikuti Konferensi Internasional Dinamika Hadramaut di Indonesia bertempat di Hotel Royal Kuningan Jakarta. Konferensi yang terselenggara berkat kerjasama LIPI, Menara Center for Indonesian Arab Studies, Puslitbang Kementrian Agama Republik Indonesia, dan Hadhramaut Center for History and Culture Documentation ini membahas mengenai,dinamika serta eksistensi orang-orang Hadramaut di Indonesia. Acara dimulai pada hari Selasa, 22 November 2017 diawali dengan sambutan perwakilan pihak penyelenggara dan duta besar beberapa negara Arab di Indonesia. Pembukaan ditandai dengan penabuhan gong oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. Setelah rangkaian acara pembukaan selesai kemudian dilanjutkan dengan  acara inti yaitu diskusi panel yang menghadirkan 25 pemakalah dari 8 negara yaitu Indonesia, Yaman, Malaysia, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Amerika Serikat, dan Jepang.

Diskusi panel dimulai pada Selasa, 22 November 2017 dengan 4 presentator serta satu orang panelis yanitu Prof. Azyumardi Azra (UIN Syarif Hidayatullah) dan didampingi moderator, Dr. Najib Burhani. Di antara presentator pada sesi panel pertama adalah mahasiswa Jurusan SPI IAIN Salatiga Reno Saputra beserta dosen SPI Adif Fahrizal Arifyadiputra. Kemudian dilanjutkan sesi panel ke-2 dengan panelis Prof Syed Farid Al Attas (Singapura) yang dimoderatori oleh Nabiel Hayaze. Konferensi hari pertama ditutup dengan sesi panel ke-3 dengan panelis Dr. Huub de Jonge (Belanda) yang dimoderatori oleh Dr. Adlin Sila.

Pada tanggal 23 November presentasi dilanjutkan sesi anel ke-4 pada dengan panelis Prof. Amani Lubis dan moderator Ai Fatimah Nurfuad. Setelah itu dilanjutkan panel ke-5 dengan panelis Dr. Martin Slama (Austria) yang dimoderatori oleh M. Saifulloh Rohman. Diskusi panel diakhiri panel ke-6 dengan panelis Prof. Yasmine Zaki Shahab (Universitas Indonesia) yang dimoderatori oleh Dr. Adlin Sila. Kemudian dilanjutkan oleh serangkaian acara penutup yang dihadiri juga oleh perwakilan pihak-pihak penyelenggara konferensi internasional tersebut pada pukul 17.00 WIB.

Konsep Otomatis

DISKUSI BUKU HMJ SPI: WALI SONGO BUKAN MITOS

[wds id=”3″]

SALATIGA – Pada tanggal 26 Oktober 2017, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) SPI  Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Salatiga menggelar diskusi buku Atlas Walisongo karya Agus Sunyoto. Kegiatan yang dihadiri oleh Mahasiswa dan Dosen Jurusan Sejarah di Jawa Tengah tersebut mengangkat tema “Membaca Historiografi Nusantara Melalui Atlas Walisongo.” Sebagai pemantik acara diskusi ini, panitia mengundang M. Fahsin Fa’al dan Ahmad Faidi, dua panelis yang cukup kompeten di bidangnya.

“Buku “Atlas Wali Songo” ini memberikan penegasan bahwa Wali Songo merupakan realitas Historis. Dengan pendekatan historis, pengungkapan data dan fakta  historis yang relevan dan otentik, buku Agus Sunyoto ini menjadi satu-satunya buku sejarah yang membahas Wali Songo sebagai kebenaran Historis,” tegas Fahsin M. Fa’al di awal pemaparannya.

“Atlas Walisongo, merupakan salah satu buku Sejarah Islam Nusantara yang berupaya mengcounter penyelewengan-penyelewengan sejarah oleh Belanda, khususnya terkait dengan peran Wali Songo dalam proses islamisasi pulau Jawa. Menurut Agus Sunyoto, bagaimana mungkin buku induk semacam Ensiklopedi Islam—terbitan Ichtiar Baru van Hoeve milik Belanda—tidak membahas tentang peran Wali Songo dalam proses islamisasi pulau Jawa. Oleh karena itu, melalui buku ini Agus Sunyoto menyajikan klarifikasi historis tentang peran Wali Songo tersebut. Melalui bukti-bukti historis yang relevan, dengan tegas Agus Snyoto menyatakan bahwa Wali Songo adalah realitas historis,” ungkap Ahmad Faidi dalam salah satu pemaparannya.

 

“Oleh karena itu, tugas besar seorang sejarawan—sekaligus tantangan bagi mahasiswa SPI dan mahasiswa Ilmu Sejarah di Indonesia pada umumnya—adalah mampu membebaskan sejarah bangsa dari berbagai upaya penyelewengan sejarah yang dilakukan oleh pihak-pihak berkepentingan,” tegas Ahmad Faidi.

 

Acara yang dibuka oleh Dr. Ghufron, M. Hum—Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Salatiga—tersebut mendapatkan antusiasme yang cukup tinggi peserta diskusi. Pasalnya, forum tersebut mampu menjawab kegelisahan mahasiswa SPI tentang keberadaan “Wali Songo” yang selama ini masih diliputi mitos. Antusiasme tersebut dapat terlihat dengan membludaknya peserta diskusi serta banyaknya jumlah penanya, baik dari kalangan mahasiswa maupun dosen.

Acara diskusi Buku Atlas Wali Songo ini ditutup dengan pemberian penghargaan kepada 3 penanya terbaik serta acara foto bersama. “Saya berharap, diskusi ini tidak berhenti di sini saja. Mahasiswa SPI harus mampu menindak-lanjuti kegiatan diskusi hari ini dengan menciptakan forum-forum diskusi baru demi meningkatkan pengetahuan sejarahnya,” ungkap M. Rifki Maulana, Ketua Panitia Diskusi, pada saat ditemui penulis disela-sela kegiatan diskusi sedang berlangsung.

“Diskusi buku hanyalah pemicu ghirah mahasiswa, khususnya mahasiswa SPI, untuk senantiasa mengkaji dan menggali pengetahuan sejarah-nya dengan adanya forum-forum diskusi. Sebab, jika mahasiswa hanya mengandalkan pengetahuan yang didapatnya di dalam kelas, maka ia belum mampu menjadi mahasiswa sejati,” ungkap Mukhlisin, ketua HMJ SPI, saat ditemui oleh penulis. (ACHA).

Festival Budaya bersama Candra Malik

Festival Budaya bersama Candra Malik

Hari jum’at tanggal 27 September 2017, IAIN SALATIGA di ramaikan dengan kegiatan Festival Budaya, yang diprakarsai oleh ORMAWA (Organisasi Mahasiswa) Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora, yang meliputi dari DEMA, SEMA dan HMJ di lingkup FUADAH itu sendiri. momen kali ini mengusung tema “Apresiasi Budaya Melalui Semangat Nasionalis Yang Kompetitif Untuk Membentuk Generasi Muda yang Kreatif, Aktif dan Religius” acara dibuka pada jam 16.00 sore hari, dengan penampilan dari grup tari FUADAH. dimeriahkan juga oleh penampilan kawan-kawan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan.

Tepat pukul 20.00 WIB, acara resmi dibuka. Maftuh dan walid sebagai Pembawa acara malam hari ini tak lain juga merupakan mahasiswa FUADAH sendiri. Kolaborasi mereka dalam bahasa indonesia dan jawa merupakan salah satu apresiasi kami terhadap ragam bahasa. Acara dibuka dengan bacaan fatihah, lalu dilanjutkan pembacaan kalam Ilahi (Muhammad Arifin), lalu meyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne IAIN SALATIGA (dipandu oleh sahabat Wella Dwi Anzalia), kemudian rangkaian acara selanjutnya sambutan-sambutan, dari ketua DEMA FUADAH (Fathimah) dan juga oleh DEKAN FUADAH (Dr. Benny Ridwan, M. Hum).

Disimpulkan dari sambutan ketua DEMA FUADAH, bahwa acara tersebut harapan kedepanya bisa jadi program unggulan tiap tahun di FUADAH, tentunya dengan inovasi dan kreasi yang lebih baik. Tujuan tema juga dijelaskan bahwa mengingat perkembangan zaman yag semakin kekinian, sagatlah penting menanamkan semangat nasionalisme pada diri dan jiwa mahasiswa tepatnya, untuk selalu mengapresiasi budaya-budaya yang berkembang di Indonesia hal ini demi terwujudnya generasi muda yang kreatif, aktif dan religius. Hal ini pun, mendapat  respon yang sangat baik dari Fakultas. acara inti dari festifal ini tentunya adalah diskusi ngalap kaweruh dengan Gus Candra Malik.

SEMINAR INTERNASIONAL

SEMINAR INTERNASIONAL

Prof. Dr. Syarif Jayyar. dan pembicara lain

Program Studi Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga, pekan kemarin tepatnya tanggal 31 Oktober 2017 mengadakan Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Arab yang dihadiri oleh civitas akademik. Seminar tersebut terlaksana sebagai bentuk apresiasi kehadiran Guru Besar BSA Universitas Bani Suef, Mesir yakni Prof. Dr. Syarif Jayyar.

Seminar yang bertemakan “’Alamiyatul Lughah al ‘Arabiyah wa Adabiha, Tathawurat wa Tahaddiyat”  atau Globalisasi Bahasa dan Sastra Arab, Perkembangan dan Tantangan, mengajak audience khususnya mahasiswa untuk melihat lebih jauh bahwa bahasa Arab tidak sekedar bahasa langit yang sulit diraih, tapi bahasa Arab adalah kita. Lebih jauh dipaparkan oleh pembicara yang merupakan mantan Wakil Menteri Pendidikan Mesir dan Kepala Pusat Kebudayaan dan Penerbitan pada Lembaga Perbukuan Mesir tersebut juga menyampaikan materi dalam bahasa Inggris, menandaskan bahwa bahasa seseorang menunjukkan dunianya.