KULIAH TAMU FUADAH: ARAH BARU STUDI ISLAM DI ERA DIGITAL

FUADAH- Kamis, 05/11/2021 Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora (Fuadah) IAIN Salatiga menggelar acara kuliah tamu yang bertajuk “Arah Baru Studi Islam di Era Digital” di aula Fuadah IAIN Salatiga.

“Terima kasih atas kerawuhannya untuk kerso turun gunung ke lembah Merapi Merbabu di IAIN Salatiga ini, untuk itu mohon pencerahannya kepada kami khususnya dosen-dosen muda agar segera move on s3 guna memperkuat keilmuannya untuk kemajuan Prodi-prodi di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora.” Tutur Wakil Dekan I (Dr. Supardi M.Ag.)

Selanjutnya sebelum masuk acara inti, dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga dengan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mengundang segenap petinggi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; Prof. Dr. Abdul Mustaqim, M.Ag. (Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga), Ahmad Rafiq, M.A., Ph.D (Kaprodi S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga), Dr. Nina Mariani Noor, SS., MA. (Kaprodi S2 IIS UIN Sunan Kalijaga), Najib Kailani, S. Fil.I., M.A., Ph.D. (Sekprodi S2 IIS UIN Sunan Kalijaga), Dr. Munirul Ikhwan, Lc., M.A. (Sekprodi s3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga)

Materi pertama di isi oleh  Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga (Prof. Dr. Abdul Mustaqim, M.Ag.) pada kesempatan kali ini ia menyampaikan bahwa islam dalam kajiannya selalu megalami dinamika, era 90an cenderung monodisiplin, tidak ada integrasi dan  interkoneksi. Jadi untuk bisa merespon isu-isu kekinian tidaklah cukup dengan satu disiplin ilmu.

“Cara menafsirkan suatu ayat tidak bisa diartikan seperti masa lampau, ada perubahan sistem nilai. Seperti menafsirkan ayat nusyuz, seakan-akan agama membolehkan memukul istri. Padahal tidak bisa diartikan seperti itu untuk saat ini. Sehingga perlu adanya perkembangan ilmu, tidak hanya monodisiplin tapi multidisiplin, bahkan transdisiplin.” Pungkasnya.

Materi kedua disampaikan oleh Dr. Nina Mariani Noor, SS., MA. (Kaprodi S2 IIS UIN Sunan Kalijaga). Ia menyampaikan bahwa ilmu itu dinamis, dinamika sosial tidak bisa dihadapi dengan satu ilmu saja. Indonesia sebagai muslim terbesar ternyata banyak budaya luar yang masuk dan mempengaruhi islam di Indonesia. untuk itu diperlukan lebih dari satu ilmu untuk menghadapinya. Di Prodi Study Interdisciplinary Studies (IIS) UIN Sunan Kalijaga menawarkan beberapa Prodi yang sesuai dengan minat untuk menghadapi persoalan sosial dan harapannya memang dapat digunakan untuk melihat lebih luas persoalan sosial saat ini.

Lanjut materi ketiga oleh Ahmad Rafiq, M.A., Ph.D (Kaprodi S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga) menyampaikan struktur berfikir saat ini secara agama memang harus mensyaratkan dua hal.

“Bagi pengkaji studi islam harus ada sifat legowo menerima bahwa studi apapun di dunia tidak bisa berdiri sendiri, kajian apa saja termasuk studi islam. Kemudian adanya perbuhan yang begitu cepat jauh melampaui apa yang dipikirkan manusia jaman dulu. Berbasis dari dua asumsi itu, studi islam harus ditempatkan pada keseluruhan bagian kajian yg ada pada saat ini.” Terangnya.

Sedang Najib Kailani, S. Fil.I., M.A., Ph.D. (Sekprodi S2 IIS UIN Sunan Kalijaga) menyampaikan bahwa, interdisipliner ilmu menghadapi Era Globalisasi haruslah dengan memadukan antara tradisi turats dan muslim kontemporer. Globalisasi sama halnya dengan Imagined World.

Terakhir dari Dr. Munirul Ikhwan, Lc., M.A. (Sekprodi S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga) sama dengan yang telah disampaikan pemateri sebelumnya tentang world view, tetapi ia lebih banyak menjelaskan dan menceritakan  buku-buku hasil karya mahasiswa pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Salah satunya perpendapat bahwa, pendidikan tidak selalu selamanya akan mengikuti asalnya. Kadang mereka mencari model keagamaan yang cocok dengan aspirasi keagamaan. Inilah pentingnya bagaimana cara kita bisa memahami dan bisa mengikuti  cara pandang yang seperti itu.

Di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sangat mendorong dan memfasilitasi mahasiswanya untuk mengembangkan kajian-kajian interdisiplin baik yang berdasarkan kasus, klasik ataupun kontemporer. Acarapun dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan peserta yang hadir.